Rabu, 09 Maret 2016

Sehat dari Sisi Emosi, Sisi Intelektual,dalam hal Sosial, dalam hal Fisik dan Spiritual

A.    Sehat
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
            Paune (1983), mengatakan sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care resources : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
  Pender (1982), sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
          Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983, merumuskan kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.


            1.      Sehat dari sisi emosi

Sehat dari sisi emosi meliputi keadaan seseorang secara umum dan secara psikologis. Termasuk di dalamnya bagaimana perasaan kita terhadap diri sendiri, seberapa besar kualitas  hubungan kita dengan lingkungan dan kemampuan kita untuk mengendalikan perasaan kita serta bagaimana sikap   menghadapi kendala. Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Seorang yang sehat secara emosional bukan sekedar bebas dari masalah kesehatan mental. Lebih dari itu seorang yang sehat secara emosional adalah seseorang yang bebas dari depresi, bebas dari rasa khawatir   dan  bebas dari rasa  tidak aman. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Misalnya bila kita mepunyai perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita. Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu kemampuan untuk mengenal emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk mengekspresikan emosi-emosi secara cepat.

2.      Sehat dari sisi intelektual

Kesehatan intelektual adalah suatu dimana seseorang mampu mengendalikan kecerdasannya untuk berfikir, berfikir baik maupun buruk. kesehatan intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun memecahkan problem yang di hadapi. Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
Kesehatan  Intelektual mencakup pemikiran yang lebih luas dan mencakup lebih banyak hal seperti : besarnya atau luasnya daya kreasi seseorang, kemampuan untuk  mau berkembang / berubah, kemampuan untuk cepat mengambil keputusan, tidak lekas berputus asa dalam melakukan sebuah pekerjaan, bertahan melakukan sesuatu yang sulit sampai dapat memecahkan masalah yang dihadapi, bisa memecahkan masalah secara sistematis, kalau ada masalah maka ia akan menghadapi masalah dengan penuh percaya diri dan tidak pernah lari dari masalah. Orang yang sehat secara intelektual dengan sendirinya akan sehat secara emosional, karena daya pikirnya yang luas. 

3.      Sehat dalam hal sosial

Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi,politik dan sebagainya serta saling toleran dan menghargai . Kesehatan sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, sehingga mampu untuk hidup bersama dengan masyarakat lingkungannya. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Sehat dilihat dari segi sosial, berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain

4.      Sehat dalam Hal Fisik dan Spiritual

Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan . Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada gangguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologi dan sosial dapat melakukan kegiatan sehari -hari dalam kondisi yang baik atau optimal.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)dalam mempertahankan kesehatannya. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan Spiritual. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan – aturan agama yang dianutnya . Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual, yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian dan konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada fungsi mekanisme tubuh.

       Sumber:
     3.    https://dithafitriyan.wordpress.com/2015/03/26/konsep-sehat-berdasarkan-emosi-intelektual-sosial-fisik-spiritual/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar