Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah terhindarnya
orang dari gejala-gejala gangguan jiwa(neurose) dan dari gejala-gejala penyakit
jiwa (psychose). Seseorang dikatakan bermental sehat bila terhindar dari
gangguan atau penyakit jiwa, yaitu adanya perasaan cemas tanpa diketahui
sebabnya, malas, hilangnya kegairahan bekerja pada diri seseorang dan bila
gejala ini meningkat akan menyebabkan
penyakit anxiety, neurasthenia dan hysteria. Adapun
orang yang sakit jiwa biasanya akan memiliki pandangan berbeda dengan orang lain
inilah yang dikenal dengan orang gila. Kesehatan mental adalah:
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat sera lingkungan tempat ia hidup. Definisi ini lebih luas dan
bersifat umum karena berhubungan dengan kehidupan manusia pada umumnya.
Menurut definisi ini seseorang dikatakan bermental sehat bila dia menguasai
dirinya sehingga terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang
menyebabkan frustasi.
Orang yang mampu menyesuaikan diri
akan merasakan kebahagiaan dalam hidup karena tidak diliputi dengan
perasaan-perasaan cemas, gelisah, dan ketidakpuasan. Sebaliknya akan memiliki
semangat yang tinggi dalam menjalani hidupnya. Untuk dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, harus lebih dahulu mengenal diri sendiri, menerima apa
adanya, bertindak sesuai kemampuan dan kekurangan. Ini bukan berarti
harus mengabaikan orang lain. Dalam definisi ini orang yang sehat mentalnya
ialah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat
menghindarkan diri dari tekanan-tekanan perasaan yang menimbulkan frustasi.
Ciri-ciri mental yang
sehat
Mental yang sehat adalah orang-orang
yang mampu merasakan kebahagian dalam hidup, karena orang-orang inilah yang
dapat merasa bahwa dirinya berguna, berharga dan mampu menggunakan segala
potensi dan bakatnya semaksimal mungkin, yang membawa kebahagiaan bagi
dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, ia mampu menyesuaikan diri
dalam arti yang luas (dengan dirinya, orang lain, dan suasana sekitar).
Orang-orang inilah yang terhindar dari kegelisahan dan gangguan jiwa, serta
tetap terpelihara moralnya. Maka orang yang sehat mentalnya, tidak akan merasa
ambisius, sombong, rendah diri dan apatis, tapi ia adalah wajar, menghargai
orang lain, merasa percaya kepada diri sendiri dan selalu gesit. Setiap tindak
dan tingkah lakunya, ditunjukkan untuk mencari kebahagiaan bersama, bukan
kesenangan dirinya sendiri. Kepandaian dan pengetahuan yang dimilikinya
digunakan untuk kemanfaatan dan kebahagiaan bersama. Kekayaan dan
kekuasaan yang ada padanya, bukan untuk bermegah-megahaan dan mencari
kesenangan diri sendiri, tanpa mengindahkan orang lain, akan tetapi
digunakannya untuk menolong orang yang miskin dan melindungi orang yang lemah.
Seandainya semua orang sehat mentalnya, tidak akan ada penipuan, penyelewengan,
pemerasan, pertentangan dan perkelahian dalam masyarakat, karena mereka
menginginkan dan mengusahakan semua orang dapat merasakan kebahagiaan, aman
tentram, saling mencintai dan tolong-menolong.
Gangguan mental
Gangguan mental adalah suatu
keadaan dimana fungsi mental seseorang mengalami disfungsi. Yang dimaksud
dengan gangguan adalah hal-hal yang menyebabkan ketidak beresan
(ketidakwarasan) atau ketidakwajaran terhadap kesehatan metal atau jiwa. Dalam
terminologi yang lain gangguan mental ialah adanya ketidakseimbangan yang
terjadi dalam diri kita, berpusat pada perasaan, emosional dan dorongan (motif/
nafsu), yang mengakibatkan pada ketidakharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa,
yang menyebabkan kehilangan daya tahan jiwa, pada akhirnya jiwa menjadi labil
dan cenderung mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif, serta dirinya tidak
mampu merasakan kebahagiaan serta tidak mampu mengaktualisasikan
potensi-potensi (kemampuan) yang ada dalam dirinya
Macam-macam gangguan
mental:
1) PSIKOPAT
Disebut juga sosiopat, adalah kelainan perilaku yang berbentuk antisosial yaitu yang tidak mempedulikan norma – norma sosial .
Disebut juga sosiopat, adalah kelainan perilaku yang berbentuk antisosial yaitu yang tidak mempedulikan norma – norma sosial .
2) KELAINAN SEXUAL
Ada 2 macam kelainan tingkah laku sexual yaitu :
A. Kelainan pada obyek cara seseorang memuaskan dorongan sexualnya normal, tetapi obyek yang dijadikan sasaran pemuasan lain dari biasanya
Homosex : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( pria )
Lesbian : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( wanita )
Pedofilia : Obyek pemuasan seksual adalah pada anak yang belum akil baligh
Fetisisme : Obyek pemuasan seksual adalah dengan benda mati seperti pakaian dalam, rambut.
Nekrofilia : Obyek pemuasan seksual adalah dengan mayat
Bestiality : Obyek pemuasan seksual adalah dengan binatang
Gerontoseksualitas : Obyek pemuasan seksual adalah dengan seseorang yang berusia lanjut
Incest : Obyek pemuasan seksual dengan sesama anggota keluarga yang tidak diperbolehkan melakukan pernikahan
B. Kelainan pada cara obyek pemuasan seksual tetap lawan jenis, tetapi dengan cara yang tidak biasanya
Ekshibisionis : Cara pemuasan seksual dengan memperlihatkan genetalianya kepada orang lain yang tidak dikenalnya
Voyeuris :Cara pemuasan seksual dengan melihat/ mengintip orang telanjang
Sadisme : Cara pemuasan seksual dengan menyakiti secara fisik dan psikologis obyek seksualnya
Masokisme : Cara pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
Frottage : Cara pemuasan seksual dengan meraba orang yang disenangi tanpa diketahui oleh korbannya
Ada 2 macam kelainan tingkah laku sexual yaitu :
A. Kelainan pada obyek cara seseorang memuaskan dorongan sexualnya normal, tetapi obyek yang dijadikan sasaran pemuasan lain dari biasanya
Homosex : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( pria )
Lesbian : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( wanita )
Pedofilia : Obyek pemuasan seksual adalah pada anak yang belum akil baligh
Fetisisme : Obyek pemuasan seksual adalah dengan benda mati seperti pakaian dalam, rambut.
Nekrofilia : Obyek pemuasan seksual adalah dengan mayat
Bestiality : Obyek pemuasan seksual adalah dengan binatang
Gerontoseksualitas : Obyek pemuasan seksual adalah dengan seseorang yang berusia lanjut
Incest : Obyek pemuasan seksual dengan sesama anggota keluarga yang tidak diperbolehkan melakukan pernikahan
B. Kelainan pada cara obyek pemuasan seksual tetap lawan jenis, tetapi dengan cara yang tidak biasanya
Ekshibisionis : Cara pemuasan seksual dengan memperlihatkan genetalianya kepada orang lain yang tidak dikenalnya
Voyeuris :Cara pemuasan seksual dengan melihat/ mengintip orang telanjang
Sadisme : Cara pemuasan seksual dengan menyakiti secara fisik dan psikologis obyek seksualnya
Masokisme : Cara pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
Frottage : Cara pemuasan seksual dengan meraba orang yang disenangi tanpa diketahui oleh korbannya
3) PSIKONEUROSIS
Kumpulan reaksi psikis dengan ciri spesifik kecemasan dan diekspresikan secara tidak sadar dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri, contoh :
Fugue : Bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia
Somnabulisme : Keadaan tidur sambil berjalan dan melakukan suatu perbuatan
Multiple personality : Kepribadian ganda
Fobia : Ketakutan yang tiada sebab, irasional dan tidak logis walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk takut
Obsesi : Ide kuat yang bersifat terus menerus melekat dalam pikiran dan tidak mau hilang serta sering irasional
Histeria : Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang cenderung dramatis, emosional dan reaksi berlebihan
Hipokondria : Kondisi kecemasan yang kronis, pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis tentang kesehatan sendiri
Kumpulan reaksi psikis dengan ciri spesifik kecemasan dan diekspresikan secara tidak sadar dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri, contoh :
Fugue : Bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia
Somnabulisme : Keadaan tidur sambil berjalan dan melakukan suatu perbuatan
Multiple personality : Kepribadian ganda
Fobia : Ketakutan yang tiada sebab, irasional dan tidak logis walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk takut
Obsesi : Ide kuat yang bersifat terus menerus melekat dalam pikiran dan tidak mau hilang serta sering irasional
Histeria : Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang cenderung dramatis, emosional dan reaksi berlebihan
Hipokondria : Kondisi kecemasan yang kronis, pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis tentang kesehatan sendiri
4) PSIKOSIS
Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya
Jenis – jenis Psikosis:
Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya
Jenis – jenis Psikosis:
a. Psikosis Fungsional
- Skizophrenia
Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan perbuatan berjalan sendiri – sendiri. Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindas kereta api (pikiran) sambil tertawa (perasaan) dan menari – nari (perbuatan)
- Paranoid
Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain yang sifatnya irasional
- Psikosis manis – depresif
Gangguan mental serius yang ditandai dengan perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira dan tidak lama kemudian menjadi sangat sedih
b. Psikosis
Organik
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh. Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu tersebut sering marah.
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh. Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu tersebut sering marah.
Ringkasan Film
“The Normal Heart”
The Normal Heart adalah film yang
berlatar tahun 1981 di New York menceritakan tentang komunitas Homoseksual Gay,
mereka mengunjungi sebuah pulau yang bernama Fire Island Pines di Long Island
untuk merayakan ulang tahun Craig, pulau tersebut berisikan para kaum Gay untuk
mengadakan pesta. Ketika pesta tersebut berlangsung, salah satu teman dari Ned,
Craig mengalami suatu gejala aneh saat ia berjalan di bibir pantai, tiba-tiba
dia jatuh pingsan dan kepalanya mengalami pusing yang dahsyat dan kondisinya
terlihat terus menurun seiring berjalannya waktu. Saat perjalanan pulang Ned
membaca sebuah artikel di koran pada tahun tersebut telah di diagnosa bahwa 41
Homoseksual terjangkit Kanker yang langka. Dari artikel itu ia berinisiatif
bertemu dengan Dr. Emma Brookner, seorang perempuan penyandang Polio dengan
kaki lumpuh. Emma menemukan bahwa penyakit ini berasal dari virus seperti
Polio. Penyakit ini menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia, saat itu
penyakitnya disebut Kanker Gay atau yang kita kenal sekarang HIV/AIDS. Ketika
korban berjatuhan semakin banyak, Ned tergerak untuk membuat organisasi kecil
bernama Gay Men’s Health Crisis yang bertugas untuk menginformasikan virus yang
ditemukan oleh Dr. Emma melalui cara apapum, termasuk pendekatan pada
pemerintah, lalu Ned mendatangi New York Times, kantor surat kabar di New York.
Disanalah dia bertemu dengan Felix Turner, reporter New York Times. Ned
berharap Felix bisa memuat berita tentang penyakit yang sedang mewabah itu.
Mereka-pun berjuang untuk menghilangkan stigma negatif yang menempel pada kaum
Gay saat itu, bahwa HIV adalah kutukan yang diterima oleh kaum gay. Pemerintahpun
tidak terlihat aktif membantu penanggulangan wabah ini. Padahal korban sudah
banyak berjatuhan. Bahkan pemerintah
secara terbuka tidak mendukung Dr. Emma dalam penelitiannya karena HIV/AIDS
bukanlah prioritas utama negara. Presiden Ronald Reagan mempublikasikan bahwa
HIV/AIDS menjadi penyakit yang utama pada 17 September 1985. Pada akhir 1986,
24.559 orang meninggal karena HIV/AIDS, sejak mewabahnya HIV/AIDS pada tahun
1981 telah telah terjadi 36 juta kasus kematian diseluruh dunia.
Analisis Film “The Normal Heart”
Berdasarkan film tersebut kita bisa lihat dengan jelas adanya
ketidakwajaran mental atau bisa kita sebut mental yang tidak sehat. Di dalam
film menceritakan tentang kehidupan para kaum yang memiliki kelainan orientasi
seksual yaitu penyuka sesama jenis (laki-laki) atau homoseksual. Penyebab
seseorang menjadi homoseksual datang dari berbagai faktor seperti yang
dikemukakan oleh banyak ahli. Selain kesehatan mental yang terganggu, para kaum
homoseksual ini rentan akan penyakit yang di akibatkan oleh gaya hidup mereka
yang berganti ganti pasangan seperti yang terlihat dalam film ini pula. Kita
akan membahas lebih lanjut seperti yang tertera di bawah ini.
Homoseksual adalah suatu hubungan
yang mengacu pada interaksi seksual atau romantis antara sesama jenis (Lesbian,
Gay, Biseksual). Normalnya manusia memliki daya tarik terhadap lawan jenis,
atau bisa disebut dengan Heteroseksual. Namun Homoseksual memiliki ketertarikan
secara fisik, emosi dan seksual dengan orang lain yang memiliki jenis kelamin
yang sama. Orientasi seksual orang lebih banyak ditentukan oleh kombinasi
antara faktor genetik, hormonal, kognitif dan lingkungan.
1.
Teori
Psikoanalisis (Sigmund Freud)
menyatakan bahwa bayi melihat segala sesuatu
sebagai potensi seksual, dan karena pria dan wanita berpotensi tertarik pada
bayi, kita semua pada dasarnya biseksual. Lalu terdapat tahap psikoseksual
dimasa kanak-kanak yang disebut Oedipus Complex (sebutan untuk anak laki-laki
yang memiliki hasrat seksual terhadap ibunya dan merasa cemburu terhadap
ayahnya sendiri). Pada penderita homoseksual disebutkan bahwa bisa jadi salah
satu penyebabnya adalah ketidakmatangan seorang anak pada tahap Oedipus
Complex, pada tahap tersebut untuk seorang anak laki-laki yang terlalu dekat
dengan ibunya, dan ayahnya yang tidak bersahabat mendorong anak untuk berada
dipihak ibunya, yang menghambat maskulin normalnya, sehingga kedekatan dengan
ibu yang intens, ditambah dengan ayah yang jauh dapat membawa anak laki-laki
membutuhkan kasih sayang ayahnya, menginjak masa pubertas anak berpindah dari
ketertarikan pada ibu, menjadi identifikasi ibunya dan mulai mencari objek
cinta pada seorang laki-laki yang seharusnya dilakukan seorang wanita.
Sedangkan pada kaum heteroseksual pria, mampu melewati tahap oedipus complex dengan
pendewasaan yang normal.
2. Teori Biologis
Perbedaan adalah sesuatu yang dibawa lahir.
Banyak gay yang menyatakan bahwa orientasi seksual yang
dimiliki adalah hasil yang muncul dari faktor biologis, sehingga
mereka tidak memiliki kendali ataupun pilihan terhadap orientasi
seksualnya.
a) Faktor
Genetik
Kallman
(dalam Maters, 1992), melaporkan bahwa kondisi homoseksualitas adalah kondisi
genetik. Kesimpulan ini diambil dari penelitian yang dilakukan terhadap kembar
yang identik dan kembar fraternal. Penelitian menemukan jika salah satu saudara
kembar adalah seorang gay, kemungkinan saudara kembarnya juga adalah
seorang gay. Penelitian lainnya menemukan
bahwa gay dapat diturunkan, jika dalam sebuah keluarga
ada seorang gay, gay tersebut juga memiliki cenderung memiliki
saudara laki-laki, paman atau sepupu yang juga gay.
b) Faktor
Hormonal
Menurut
teori ini, hormon seks berperan dalam menentukan
orientasi seksual seseorang (Savin-Williams & Cohen, 1996). Hormon
testosteron ditemukan lebih rendah dan hormon estrogen lebih tinggi
pada seorang gay (Meyer et al, dalam
Masters,1992). Hasil penelitian lain
menemukan gay memiliki tingkat androgen
yang lebih rendah dibandingkan pria normal.
c) Urutan
Kelahiran
Berdasarkan
penelitian hubungan urutan kelahiran dengan kecenderungan pria
menjadi gay ditemukan
seorang gay cenderung lahir pada urutan
terakhir dengan memiliki saudara laki -laki tetapi tidak
memiliki saudara perempuan (Caroll, 2005).
3. Teori Perkembangan
Bene (Masters, 1996) menyatakan
seorang gay memiliki hubungan yang kurang
dengan ayahnya dibandingkan dengan pria normal. Greenbal (Masters, 1992)
menemukan ayah dari seorang gay bersifat dominan, tidak
protektif, sementara ibu seorang gay memberikan perlindungan
dan dominansi yang berlebihan. Pendapat Marmor (dalam Masters,1992)
mengenai gay, gay bisa juga muncul dari keluarga dengan
kondisi jauh dari ibu, atau ibu yang pemarah, terlalu dekat dengan ayah, tidak
memiliki ayah atau ibu yang ideal, dan ketidakberadaan figur ayah atau ibu.
Tidak mendapatkan kasih sayang atau perhatian yang seimbang dari kedua orang
tua.
4. Teori Behavioral
Teori behavioral menekankan pada homoseksualitas yang muncul
karena proses belajar (McGuire et al dalam
Masters, 1992). Homoseksual muncul karena adanya penguatan positif
atau reward terhadap pengalaman homoseksualitas,
atau lelaki tersebut mendapatkan kenyamanan dalam keadaannya yang menyukai
sesama jenis dan hukuman atau penguatan negatif terhadap pengalaman
heteroseksualitas, atau lelaki tersebut mendapatkan atau mendapatkan sebuah
pengalaman yang menyakitkan dengan lawan jenisnya yang menyebabkan
ketidakinginan menjalani hubungan bersama lawan jenis.
Penyakit-penyakit
yang biasa terjadi pada kaum Homoseksual, Gay:
1.
Kanker
Anal
Kemungkinan besar kanker pada gay
disebabkan oleh HPV (Human Papillomavirus). HPV biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual dan merupakan penyebab utama dari kanker anal (dubur). Melihat
kebiasaan gaya hubungan seksual para gay yang seringkali melakukan seks anal,
tak mengherankan jika mereka lebih berisiko terkena kanker anal. Kasus kanker
anal paling tinggi ditemukan pada pria gay yang positif terkena HIV. Sementara
itu, tingkat tertinggi kedua pasien kanker anal adalah pria gay yang tidak
terjangkit HIV.
2.
Kanker
mulut
Sementara kanker mulut seringkali
disebabkan oleh kebiasaan merokok. Namun, berdasarkan penelitian di New England
Journal of Medicine menemukan bahwa rokok bukan satu-satunya penyebab kanker
mulut. Yang lebih berisiko tinggi terkena kanker mulut adalah orang yang
melakukan oral seks dengan enam atau lebih partner seks yang berbeda, dan hal
ini sering dilakukan oleh para gay, yakni bertukar pasangan seks. Tingginya
risiko para gay terkena kanker juga tak lepas dari peranan virus HIV yang seringkali
menyerang mereka. Virus HIV diketahui bisa melemahkan sistem imun tubuh dan
rentan ditularkan melalui hubungan seks. Ketika seseorang telah terjangkit HIV,
maka risiko dirinya terkena kanker.
3.
HIV/AIDS
Virus HIV sering dikaitkan dengan
penyakit kelamin karena penularan penyakit ini biasanya disebabkan karena
adanya hubungan seksual yang bebas, sering berganti pasangan, dan tidak sehat,
dan ternyata kaum gay ini justru menjadi kaum yang paling beresiko mendapatkan
penyakit AIDS disamping kaum transgender.
Pada film tersebut menceritakkan tentang munculnya penyakit HIV/AIDS pada
kaum Gay yang dikarenakan hubungan sex yang tidak sehat dan berganti-ganti
pasangan. Hal tersebut menyatakan dua hal yang terdapat pada kaum gay tersebut
dengan gangguan kesehatan mental dan kesehatan fisik mereka, virus tersebut
menyebar melalui anal sex yang mereka lakukan. Selain penyakit fisik yang
mereka derita, dalam film diceritakan bagaimana mereka menghadapi tekanan dari
berbagai pihak, dengan kondisi mereka yang mengkhawatirkan akan keselamatan
dirinya pada masa itu yang masi minim akan pengetahuan tentang penyakit
tersebut, mereka terguncang jiwanya menyebabkan stress dan keputusasaan. Maka
dari itu teman-teman mereka yang sehat mencoba bangkit untuk membantu mereka yang
sakit. Seperti yang sudah disebutkan ada dua aspek dalam film ini yang bisa
kita lihat dari segi kesehatan mental yang terganggu pada kasus mereka kaum
Homoseksual dan tekanan yang ia hadapi dari berbagai pihak membuat mereka
stress lalu dari segi fisik adanya penyakit yang terus membayangi mereka, yang
secara tidak langsung sebenarnya membuat mereka merasa takut dan frustasi yang
merupakan indikasi dari mental yang terganggu atau tidak sehat pula.
Anggota:
1. Dina Amalia
2. Andisa Putri Aulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar