Selasa, 22 Maret 2016

Analisis Film "The Normal Heart"

Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa(neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). Seseorang dikatakan bermental sehat bila terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa, yaitu adanya perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan bekerja pada diri seseorang dan bila gejala ini meningkat akan menyebabkan penyakit anxiety, neurasthenia dan  hysteria. Adapun orang yang sakit jiwa biasanya akan memiliki pandangan berbeda dengan orang lain inilah yang dikenal dengan orang gila. Kesehatan mental adalah: kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat sera lingkungan tempat ia hidup. Definisi ini lebih luas dan bersifat umum  karena berhubungan dengan kehidupan manusia pada umumnya. Menurut definisi ini seseorang dikatakan bermental sehat bila dia menguasai dirinya sehingga terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang menyebabkan frustasi.
Orang yang mampu menyesuaikan diri akan merasakan kebahagiaan dalam hidup karena tidak diliputi dengan perasaan-perasaan cemas, gelisah, dan ketidakpuasan. Sebaliknya akan memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani hidupnya. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri, harus lebih dahulu mengenal diri sendiri, menerima apa adanya, bertindak sesuai kemampuan dan kekurangan. Ini bukan berarti  harus mengabaikan orang lain. Dalam definisi ini orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat menghindarkan diri dari tekanan-tekanan perasaan yang menimbulkan frustasi.
Ciri-ciri mental yang sehat
Mental yang sehat adalah orang-orang yang mampu merasakan kebahagian dalam hidup, karena orang-orang inilah yang dapat merasa bahwa dirinya berguna, berharga dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin, yang membawa kebahagiaan bagi  dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, ia mampu menyesuaikan diri dalam arti yang luas (dengan dirinya, orang lain, dan suasana sekitar). Orang-orang inilah yang terhindar dari kegelisahan dan gangguan jiwa, serta tetap terpelihara moralnya. Maka orang yang sehat mentalnya, tidak akan merasa ambisius, sombong, rendah diri dan apatis, tapi ia adalah wajar, menghargai orang lain, merasa percaya kepada diri sendiri dan selalu gesit. Setiap tindak dan tingkah lakunya, ditunjukkan untuk mencari kebahagiaan bersama, bukan kesenangan dirinya sendiri. Kepandaian dan pengetahuan yang dimilikinya digunakan untuk  kemanfaatan dan kebahagiaan bersama. Kekayaan dan kekuasaan yang ada padanya, bukan untuk bermegah-megahaan dan mencari kesenangan diri sendiri, tanpa mengindahkan orang lain, akan tetapi digunakannya untuk menolong orang yang miskin dan melindungi orang yang lemah. Seandainya semua orang sehat mentalnya, tidak akan ada penipuan, penyelewengan, pemerasan, pertentangan dan perkelahian dalam masyarakat, karena mereka menginginkan dan mengusahakan semua orang dapat merasakan kebahagiaan, aman tentram, saling mencintai dan tolong-menolong.
Gangguan mental
Gangguan mental adalah suatu keadaan dimana fungsi mental seseorang mengalami disfungsi. Yang dimaksud dengan gangguan adalah hal-hal yang menyebabkan ketidak beresan (ketidakwarasan) atau ketidakwajaran terhadap kesehatan metal atau jiwa. Dalam terminologi yang lain gangguan mental ialah adanya ketidakseimbangan yang terjadi dalam diri kita, berpusat pada perasaan, emosional dan dorongan (motif/ nafsu), yang mengakibatkan pada ketidakharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, yang menyebabkan kehilangan daya tahan jiwa, pada akhirnya jiwa menjadi labil dan cenderung mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif, serta dirinya tidak mampu merasakan kebahagiaan serta tidak mampu mengaktualisasikan potensi-potensi (kemampuan) yang ada dalam dirinya

Macam-macam gangguan mental:
1)      PSIKOPAT
Disebut juga sosiopat, adalah kelainan perilaku yang berbentuk antisosial yaitu yang tidak mempedulikan norma – norma sosial .
2)       KELAINAN SEXUAL
Ada 2 macam kelainan tingkah laku sexual yaitu :
A. Kelainan pada obyek cara seseorang memuaskan dorongan sexualnya normal, tetapi obyek yang dijadikan sasaran pemuasan lain dari biasanya
Homosex                     : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( pria )
Lesbian                        : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( wanita )
Pedofilia                      : Obyek pemuasan seksual adalah pada anak yang belum akil baligh
Fetisisme                     : Obyek pemuasan seksual adalah dengan benda mati seperti pakaian dalam, rambut.
Nekrofilia                    : Obyek pemuasan seksual adalah dengan mayat
Bestiality                     : Obyek pemuasan seksual adalah dengan binatang
Gerontoseksualitas      : Obyek pemuasan seksual adalah dengan seseorang yang berusia lanjut
Incest                          : Obyek pemuasan seksual dengan sesama anggota keluarga yang tidak diperbolehkan melakukan pernikahan


B. Kelainan pada cara obyek pemuasan seksual tetap lawan jenis, tetapi dengan cara yang tidak biasanya
Ekshibisionis               : Cara pemuasan seksual dengan memperlihatkan genetalianya kepada orang lain yang tidak dikenalnya
Voyeuris                      :Cara pemuasan seksual dengan melihat/ mengintip orang telanjang
Sadisme                      : Cara pemuasan seksual dengan menyakiti secara fisik dan psikologis obyek seksualnya
Masokisme                  : Cara pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
Frottage                       : Cara pemuasan seksual dengan meraba orang yang disenangi tanpa diketahui oleh korbannya

3)      PSIKONEUROSIS
Kumpulan reaksi psikis dengan ciri spesifik kecemasan dan diekspresikan secara tidak sadar dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri, contoh :
Fugue                          : Bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia
Somnabulisme             : Keadaan tidur sambil berjalan dan melakukan suatu perbuatan
Multiple personality    : Kepribadian ganda
Fobia                           : Ketakutan yang tiada sebab, irasional dan tidak logis walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk takut
Obsesi                                     : Ide kuat yang bersifat terus menerus melekat dalam pikiran dan tidak mau hilang serta sering irasional
Histeria                        : Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang cenderung dramatis, emosional dan reaksi berlebihan
Hipokondria                : Kondisi kecemasan yang kronis, pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis tentang kesehatan sendiri

4)      PSIKOSIS
Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya
Jenis – jenis Psikosis:

a. Psikosis Fungsional
- Skizophrenia
 Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan perbuatan berjalan sendiri – sendiri. Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindas kereta api (pikiran) sambil tertawa (perasaan) dan menari – nari (perbuatan)
- Paranoid
 Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain yang sifatnya irasional
- Psikosis manis – depresif
 Gangguan mental serius yang ditandai dengan perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira dan tidak lama kemudian menjadi sangat sedih

b. Psikosis Organik
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh. Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu tersebut sering marah.

Ringkasan Film “The Normal Heart”

The Normal Heart adalah film yang berlatar tahun 1981 di New York menceritakan tentang komunitas Homoseksual Gay, mereka mengunjungi sebuah pulau yang bernama Fire Island Pines di Long Island untuk merayakan ulang tahun Craig, pulau tersebut berisikan para kaum Gay untuk mengadakan pesta. Ketika pesta tersebut berlangsung, salah satu teman dari Ned, Craig mengalami suatu gejala aneh saat ia berjalan di bibir pantai, tiba-tiba dia jatuh pingsan dan kepalanya mengalami pusing yang dahsyat dan kondisinya terlihat terus menurun seiring berjalannya waktu. Saat perjalanan pulang Ned membaca sebuah artikel di koran pada tahun tersebut telah di diagnosa bahwa 41 Homoseksual terjangkit Kanker yang langka. Dari artikel itu ia berinisiatif bertemu dengan Dr. Emma Brookner, seorang perempuan penyandang Polio dengan kaki lumpuh. Emma menemukan bahwa penyakit ini berasal dari virus seperti Polio. Penyakit ini menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia, saat itu penyakitnya disebut Kanker Gay atau yang kita kenal sekarang HIV/AIDS. Ketika korban berjatuhan semakin banyak, Ned tergerak untuk membuat organisasi kecil bernama Gay Men’s Health Crisis yang bertugas untuk menginformasikan virus yang ditemukan oleh Dr. Emma melalui cara apapum, termasuk pendekatan pada pemerintah, lalu Ned mendatangi New York Times, kantor surat kabar di New York. Disanalah dia bertemu dengan Felix Turner, reporter New York Times. Ned berharap Felix bisa memuat berita tentang penyakit yang sedang mewabah itu. Mereka-pun berjuang untuk menghilangkan stigma negatif yang menempel pada kaum Gay saat itu, bahwa HIV adalah kutukan yang diterima oleh kaum gay. Pemerintahpun tidak terlihat aktif membantu penanggulangan wabah ini. Padahal korban sudah banyak  berjatuhan. Bahkan pemerintah secara terbuka tidak mendukung Dr. Emma dalam penelitiannya karena HIV/AIDS bukanlah prioritas utama negara. Presiden Ronald Reagan mempublikasikan bahwa HIV/AIDS menjadi penyakit yang utama pada 17 September 1985. Pada akhir 1986, 24.559 orang meninggal karena HIV/AIDS, sejak mewabahnya HIV/AIDS pada tahun 1981 telah telah terjadi 36 juta kasus kematian diseluruh dunia.
Analisis Film “The Normal Heart”
Berdasarkan film tersebut kita bisa lihat dengan jelas adanya ketidakwajaran mental atau bisa kita sebut mental yang tidak sehat. Di dalam film menceritakan tentang kehidupan para kaum yang memiliki kelainan orientasi seksual yaitu penyuka sesama jenis (laki-laki) atau homoseksual. Penyebab seseorang menjadi homoseksual datang dari berbagai faktor seperti yang dikemukakan oleh banyak ahli. Selain kesehatan mental yang terganggu, para kaum homoseksual ini rentan akan penyakit yang di akibatkan oleh gaya hidup mereka yang berganti ganti pasangan seperti yang terlihat dalam film ini pula. Kita akan membahas lebih lanjut seperti yang tertera di bawah ini.
Homoseksual adalah suatu hubungan yang mengacu pada interaksi seksual atau romantis antara sesama jenis (Lesbian, Gay, Biseksual). Normalnya manusia memliki daya tarik terhadap lawan jenis, atau bisa disebut dengan Heteroseksual. Namun Homoseksual memiliki ketertarikan secara fisik, emosi dan seksual dengan orang lain yang memiliki jenis kelamin yang sama. Orientasi seksual orang lebih banyak ditentukan oleh kombinasi antara faktor genetik, hormonal, kognitif dan lingkungan.
1.      Teori Psikoanalisis (Sigmund Freud)
 menyatakan bahwa bayi melihat segala sesuatu sebagai potensi seksual, dan karena pria dan wanita berpotensi tertarik pada bayi, kita semua pada dasarnya biseksual. Lalu terdapat tahap psikoseksual dimasa kanak-kanak yang disebut Oedipus Complex (sebutan untuk anak laki-laki yang memiliki hasrat seksual terhadap ibunya dan merasa cemburu terhadap ayahnya sendiri). Pada penderita homoseksual disebutkan bahwa bisa jadi salah satu penyebabnya adalah ketidakmatangan seorang anak pada tahap Oedipus Complex, pada tahap tersebut untuk seorang anak laki-laki yang terlalu dekat dengan ibunya, dan ayahnya yang tidak bersahabat mendorong anak untuk berada dipihak ibunya, yang menghambat maskulin normalnya, sehingga kedekatan dengan ibu yang intens, ditambah dengan ayah yang jauh dapat membawa anak laki-laki membutuhkan kasih sayang ayahnya, menginjak masa pubertas anak berpindah dari ketertarikan pada ibu, menjadi identifikasi ibunya dan mulai mencari objek cinta pada seorang laki-laki yang seharusnya dilakukan seorang wanita. Sedangkan pada kaum heteroseksual pria, mampu melewati tahap oedipus complex dengan pendewasaan yang normal.
2.      Teori Biologis
Perbedaan adalah sesuatu yang dibawa lahir. Banyak  gay  yang menyatakan bahwa orientasi seksual yang dimiliki adalah hasil yang muncul dari  faktor biologis, sehingga mereka tidak memiliki kendali ataupun pilihan terhadap orientasi seksualnya. 
a)     Faktor Genetik
Kallman (dalam Maters, 1992), melaporkan bahwa kondisi homoseksualitas adalah kondisi genetik. Kesimpulan ini diambil dari penelitian yang dilakukan terhadap kembar yang identik dan kembar fraternal. Penelitian menemukan jika salah satu saudara kembar adalah seorang gay, kemungkinan saudara kembarnya juga adalah seorang  gay. Penelitian lainnya menemukan bahwa  gay  dapat diturunkan, jika dalam sebuah keluarga ada seorang  gay, gay tersebut juga memiliki cenderung memiliki saudara laki-laki, paman atau sepupu yang juga  gay.
b)     Faktor Hormonal 
Menurut teori ini, hormon seks  berperan dalam menentukan orientasi seksual seseorang (Savin-Williams & Cohen, 1996). Hormon testosteron  ditemukan lebih rendah dan hormon estrogen lebih tinggi pada seorang  gay  (Meyer  et al, dalam Masters,1992). Hasil penelitian lain menemukan  gay  memiliki   tingkat androgen yang lebih rendah dibandingkan pria normal.
c)     Urutan Kelahiran
Berdasarkan penelitian hubungan urutan kelahiran dengan kecenderungan  pria menjadi  gay  ditemukan seorang  gay cenderung lahir pada urutan terakhir  dengan memiliki saudara  laki -laki tetapi tidak memiliki saudara perempuan (Caroll, 2005).
3.      Teori Perkembangan
Bene (Masters, 1996) menyatakan seorang  gay  memiliki hubungan  yang kurang dengan ayahnya dibandingkan dengan pria normal. Greenbal (Masters, 1992) menemukan ayah dari seorang  gay  bersifat dominan, tidak protektif, sementara ibu seorang gay  memberikan perlindungan dan dominansi yang berlebihan. Pendapat Marmor (dalam Masters,1992) mengenai  gay, gay  bisa juga muncul dari keluarga dengan kondisi jauh dari ibu, atau ibu yang pemarah, terlalu dekat dengan ayah, tidak memiliki ayah atau ibu yang ideal, dan ketidakberadaan figur ayah atau ibu. Tidak mendapatkan kasih sayang atau perhatian yang seimbang dari kedua orang tua.
4.       Teori Behavioral
Teori behavioral menekankan pada homoseksualitas yang muncul karena  proses belajar (McGuire  et al  dalam Masters, 1992). Homoseksual muncul karena adanya penguatan positif atau  reward terhadap pengalaman  homoseksualitas, atau lelaki tersebut mendapatkan kenyamanan dalam keadaannya yang menyukai sesama jenis dan  hukuman atau penguatan negatif terhadap pengalaman heteroseksualitas, atau lelaki tersebut mendapatkan atau mendapatkan sebuah pengalaman yang menyakitkan dengan lawan jenisnya yang menyebabkan ketidakinginan menjalani hubungan bersama lawan jenis.
Penyakit-penyakit yang biasa terjadi pada kaum Homoseksual, Gay:
1.      Kanker Anal
Kemungkinan besar kanker pada gay disebabkan oleh HPV (Human Papillomavirus). HPV biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan merupakan penyebab utama dari kanker anal (dubur). Melihat kebiasaan gaya hubungan seksual para gay yang seringkali melakukan seks anal, tak mengherankan jika mereka lebih berisiko terkena kanker anal. Kasus kanker anal paling tinggi ditemukan pada pria gay yang positif terkena HIV. Sementara itu, tingkat tertinggi kedua pasien kanker anal adalah pria gay yang tidak terjangkit HIV.
2.      Kanker mulut
Sementara kanker mulut seringkali disebabkan oleh kebiasaan merokok. Namun, berdasarkan penelitian di New England Journal of Medicine menemukan bahwa rokok bukan satu-satunya penyebab kanker mulut. Yang lebih berisiko tinggi terkena kanker mulut adalah orang yang melakukan oral seks dengan enam atau lebih partner seks yang berbeda, dan hal ini sering dilakukan oleh para gay, yakni bertukar pasangan seks. Tingginya risiko para gay terkena kanker juga tak lepas dari peranan virus HIV yang seringkali menyerang mereka. Virus HIV diketahui bisa melemahkan sistem imun tubuh dan rentan ditularkan melalui hubungan seks. Ketika seseorang telah terjangkit HIV, maka risiko dirinya terkena kanker.
3.      HIV/AIDS
Virus HIV sering dikaitkan dengan penyakit kelamin karena penularan penyakit ini biasanya disebabkan karena adanya hubungan seksual yang bebas, sering berganti pasangan, dan tidak sehat, dan ternyata kaum gay ini justru menjadi kaum yang paling beresiko mendapatkan penyakit AIDS disamping kaum transgender.
Pada film tersebut menceritakkan tentang munculnya penyakit HIV/AIDS pada kaum Gay yang dikarenakan hubungan sex yang tidak sehat dan berganti-ganti pasangan. Hal tersebut menyatakan dua hal yang terdapat pada kaum gay tersebut dengan gangguan kesehatan mental dan kesehatan fisik mereka, virus tersebut menyebar melalui anal sex yang mereka lakukan. Selain penyakit fisik yang mereka derita, dalam film diceritakan bagaimana mereka menghadapi tekanan dari berbagai pihak, dengan kondisi mereka yang mengkhawatirkan akan keselamatan dirinya pada masa itu yang masi minim akan pengetahuan tentang penyakit tersebut, mereka terguncang jiwanya menyebabkan stress dan keputusasaan. Maka dari itu teman-teman mereka yang sehat mencoba bangkit untuk membantu mereka yang sakit. Seperti yang sudah disebutkan ada dua aspek dalam film ini yang bisa kita lihat dari segi kesehatan mental yang terganggu pada kasus mereka kaum Homoseksual dan tekanan yang ia hadapi dari berbagai pihak membuat mereka stress lalu dari segi fisik adanya penyakit yang terus membayangi mereka, yang secara tidak langsung sebenarnya membuat mereka merasa takut dan frustasi yang merupakan indikasi dari mental yang terganggu atau tidak sehat pula.

     Anggota:
       1.    Dina Amalia

       2.    Andisa Putri Aulia

Rabu, 09 Maret 2016

Sehat dari Sisi Emosi, Sisi Intelektual,dalam hal Sosial, dalam hal Fisik dan Spiritual

A.    Sehat
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
            Paune (1983), mengatakan sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care resources : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
  Pender (1982), sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
          Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983, merumuskan kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.


            1.      Sehat dari sisi emosi

Sehat dari sisi emosi meliputi keadaan seseorang secara umum dan secara psikologis. Termasuk di dalamnya bagaimana perasaan kita terhadap diri sendiri, seberapa besar kualitas  hubungan kita dengan lingkungan dan kemampuan kita untuk mengendalikan perasaan kita serta bagaimana sikap   menghadapi kendala. Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Seorang yang sehat secara emosional bukan sekedar bebas dari masalah kesehatan mental. Lebih dari itu seorang yang sehat secara emosional adalah seseorang yang bebas dari depresi, bebas dari rasa khawatir   dan  bebas dari rasa  tidak aman. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Misalnya bila kita mepunyai perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita. Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu kemampuan untuk mengenal emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk mengekspresikan emosi-emosi secara cepat.

2.      Sehat dari sisi intelektual

Kesehatan intelektual adalah suatu dimana seseorang mampu mengendalikan kecerdasannya untuk berfikir, berfikir baik maupun buruk. kesehatan intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun memecahkan problem yang di hadapi. Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
Kesehatan  Intelektual mencakup pemikiran yang lebih luas dan mencakup lebih banyak hal seperti : besarnya atau luasnya daya kreasi seseorang, kemampuan untuk  mau berkembang / berubah, kemampuan untuk cepat mengambil keputusan, tidak lekas berputus asa dalam melakukan sebuah pekerjaan, bertahan melakukan sesuatu yang sulit sampai dapat memecahkan masalah yang dihadapi, bisa memecahkan masalah secara sistematis, kalau ada masalah maka ia akan menghadapi masalah dengan penuh percaya diri dan tidak pernah lari dari masalah. Orang yang sehat secara intelektual dengan sendirinya akan sehat secara emosional, karena daya pikirnya yang luas. 

3.      Sehat dalam hal sosial

Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi,politik dan sebagainya serta saling toleran dan menghargai . Kesehatan sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, sehingga mampu untuk hidup bersama dengan masyarakat lingkungannya. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Sehat dilihat dari segi sosial, berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain

4.      Sehat dalam Hal Fisik dan Spiritual

Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan . Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada gangguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologi dan sosial dapat melakukan kegiatan sehari -hari dalam kondisi yang baik atau optimal.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)dalam mempertahankan kesehatannya. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan Spiritual. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan – aturan agama yang dianutnya . Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual, yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian dan konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada fungsi mekanisme tubuh.

       Sumber:
     3.    https://dithafitriyan.wordpress.com/2015/03/26/konsep-sehat-berdasarkan-emosi-intelektual-sosial-fisik-spiritual/