PADA SEBUAH KAPAL
Identitas
Buku
·
Judul
buku : Pada Sebuah Kapal
·
Pengarang
: N.H. Dini
·
Penerbit
: PT.Gramedia Pustaka Utama
·
Jumlah
halaman : 352 halaman
KELOMPOK :
·
Andisa
Putri Aulia
·
Annissa
Mailinawati
·
Chinthya
Reynanda
·
Dina
Amalia
·
Destijani
Dwi Putriandini
Kelas
:
1PA12
Jurusan : Psikologi
Sinopsis Novel
Sri berumur tiga tahun waktu ayahnya
meninggal. Dan kebetulan saat itu ayahnya telah pergi. Yogya adalah tempat
tersedia untuk tanah peristirahatan bagi keluarga yang meninggal. Neneknya di
sana memiliki sebuah rumah berpendapa besar yang kini telah menjadi milik
pamannya sebagai bangsal sekolah menari yang diurus seorang guru muda. Ayah Sri
bukan seorang yang luar biasa pemilik indra keenam yang tidak dimiliki oleh
setiap orang. Dia keluar sekolah menengah atas kemudian bekerja sebagai penyiar
radio di kotanya, Semarang . Lima tahun bosan, dia keluar untuk menceburkan
diri ke pendidikan pramugari udara. Kebetulan dia ketemu dengan kawan kelas 5
SD bernama Sunarti. Namun, sayang ia ditolak perusahaan penerbangan tersebut
untuk menjadi pramugari dengan ditukar menjadi wartawan mingguan. Untuk itu, ia
harus menjalani tes kesehatan. Ditunggunya hasil tes tersebut, dia tetap
mengudara di radio walaupun sudah meminta keluar. Kemudian Sri pergi ke dokter
kenalan ayahnya di kota Semarang, namanya dr. Martono. Dokter menyarankan dia
berobat sungguh-sungguh berhubung penyakitnya masih gejala dan memintanya
pindah ke kota yang lebih sejuk. Sri putuskan untuk pindah ke Salatiga dengan
pertimbangan yang matang. Masih sebagai penyiar yang berstatus pegawai negeri,
dia hanya wajib membayar sebagian biaya pengobatan dan penginapan. Kebetulan
bertemu dengan Yus, teman kakaknya. Selama sembilan minggu dia di penginapan,
Sri pun diizinkan pulang. Bulan depan, Sri pergi ke Jakarta untuk bekerja
sebagai penyiar radio. Dia menginap di rumah pamannya. Suatu saat, Sri melihat
mobil jip angkutan udara berhenti di depan rumah pamannya, ternyata ada
Sunarti, dan kedua temannya, Mokar dan Saputro. Dia dianggap hebat oleh Narti
karena keahliannya, sambil melepaskan rindu dengan bercerita. Mereka berjanji
akan nonton bareng di kala tiada kesibukkannya masing-masing. Dia mengiyakan
karena mudah untuk mengatur jadwal dinas penyiar dengan latihan menari, dan
dimaklumi oleh atasan Sri. Selama di sanggar tari, dia mencintai Basir yang
bertepuk sebelah tangan karena kriteria idaman Basir tidak ada sedikitpun pada
dirinya. Di tempat kerjanya, Sri dikucilkan teman-temannya. Belum sempat
memikirkan kesalahannya, kakaknya yang di Semarang mengabarkan berita duka
kematian ibunya karena serangan jantung. Langsung saja sorenya, Sri, Sutopo,
serta pamannya pergi ke Semarang. Dia mencoba tegar menghadapi semua ini. Tiga
hari kemudian, mereka kembali ke Jakarta. Sri meneruskan rutinitasnya sebagai
penyiar radio dan latihan menari. Tak lama, Sri diundang menari di istana.
Sekembalinya dari istana, suasana kantor memanas akibat cibiran rekan
sekerjanya bahwa dia dianggap sebagai wanita panggilan bagi pejabat istana. Suatu
sore, Yus datang ke Jakarta menemuinya. Malam hari, mereka keluar makan. Di
tengah pembicaraan makan malam, Yus mengungkapkan cintanya dan ingin
menikahinya. Namun, ditolak Sri karena dia belum ingin menikah dalam waktu
dekat. Seselesainya, mereka kembali ke rumah pamannya dengan becak. Yus
mengantarnya sampai di depan pintu dan Yus langsung menarik tangannya sambil
dipeluk dan dicium. Dia marah dan berjanji tidak pernah menemui Yus lagi.
Itulah ciuman pertama Sri.
Sri sering menari di istana. Suatu
hari, Sri mengunjungi rumah Sutopo, kakaknya. Di sana ada teman Sutopo
berkebangsaan Amerika yang kemudian dikenalkan Sutopo padanya. Carl namanya,
orang kaya yang berniat membeli lukisan Sutopo. Suatu pagi, dia pergi ke
Kedutaan Perancis menuju bagian penerjemahan untuk menanyakan ucapan sebuah
nama lagu yang tidak dia kenal. Kemudian, dia dititipi kartu nama Charles
Vincent, orang yang begitu mencintainya. Pada malam kesenian Kongres Pemuda
se-Asia, Sri diminta menari oleh pimpinan seni tari. Kebetulan, Saputro,
temannya Sunarti, yang dulu pernah berkenalan dengannya juga hadir. Saputro
kagum akan keahliannya menari. Kemudian, Saputro sebagai mengajak Sri keluar
rumah untuk nonton atau makan. Mereka saling mencintai. Namun, karena Saputro
sebagi pilot, maka acara-acara mereka sering dibatalkan. Awalnya, Sri memang
dinomorduakan, tapi akhirnya Sri sadar profesi kekasihnya. Suatu hari, Saputro
harus terbang ke Eropa selama tiga bulan. Dia pun merindukaannya. Sampai
kedatangan Saputro, mereka tidak bisa menahan rasa rindu yang terpendam, malam
itu juga, Sri menyerahkan keperawanannya kepada Saputro. Esoknya, Saputro
membawakan gelang emas dan cincin bermata berlian untuk Sri sebagai tanda
pertunangan. Dia pun mempersiapkan segala pernikahannya. Enam minggu usai
pernikahan, Saputro harus kembali terbang ke Malang untuk beberapa hari.
Kemudian, Saputro kembali ke Jakarta dengan menumpang pesawat lain dan
menggantikan Nyoman, teman kerjanya yang sakit menuju Halim untuk mengambil
pesawatnya. Paginya, di tempat dinas Sri, ada seorang berpakaian seragam
angkatan udara yang mengabarkan bahwa Saputro telah gugur karena pesawatnya
jatuh di Bandung setelah jam delapan dua belas menit terbang dari Malang
bersama Kapten Suwarno melalui Semarang. Sri tidak terima atas kematian
Saputro. Esok hari, dia dan pamannya menuju Bandung untuk melihat prosesi
pemakaman Saputro. Kemudian, mereka menuju Semarang menemui ibu, ayah, dan
keluarga Saputro yang telah menunggu. Esoknya, Sri kembali ke Jakarta untuk
bekerja. Seminggu kemudian dia mengajukan cuti tanpa dibayar selama lima bulan
yang dikabulkan atasannya. Sri berencana menenangkan diri setelah kematian
Saputro menuju Yogya di rumah temannya Sutopo. Rencananya berhasil, Sri
ditemani Nyoman menuju Yogya du a hari lagi. Nyoman bertanggungjawab atas
kematian Saputro. Kebetulan, Carl minggu depan berencana menuju Yogya dan Carl
mengajak Sri bareng, namun ditolaknya karena Sri akan diantar oleh Nyoman.
Setibanya di Yogya, dia menghabiskan waktunya dengan Carl. Carl mengungkapkan
isi hatinya dan berniat menikahinya, namun diragukan oleh Sri karena Carl
menyombongkan hartanya dan terlalu berbeda gaya hidup dengan Sri. Sepuluh bulan
kemudian, dia memilih dengan Charles Vincent, tapi ditolak Sutopo karena Sri
belum terlalu mengenal Charles. Ternyata benar, Charles selalu mencemoohkan
Sri, Charles terlalu egois. Otoriter, dan terlalu banyak ikut campur dalam
urusan rumah tangganya. Sampai ketika usia anak mereka dua tahun. Suatu waktu
Charles mengajukan cuti panjang untuk berlibur di Jakarta karena sebelumnya
mereka tinggal di Jepang. Kemudian, mereka melanjutkan liburannya ke Marseille,
Perancis. Setelah itu, Charles berlibur sendirian ke India dengan pesawat,
sedngkan Sri ditinggalkan di Saigon, Vietnam bersama anaknya dengan kapal
pesiar. Di kapal itulah cinta terlarang Sri dengan seorang komandan kapal yang
sudah beristri dan mempunyai dua orang anak dimulai, komandan tersebut bernama
Michel, Michel adalah seorang laki-laki yang telah dikecewakan oleh istrinya
Nicole, sebelum Michel menikah dengan Nicole yang sekarang menjadi istrinya,
tidak ada sedikitpun rasa cinta dalam diri Michel, karena Michel merasa bahwa
karakter yang terdapat dalam diri Nicole tidak sedikitpun menggambarkan wanita
impiannya, Nicole berumur lima tahun lebih tua dari Michel. Michel menikahi Nicole
karena ibu Michel sendiri yang menginginkan pernikahan itu terjadi, karena ibu
Michel sudah mengetahui gaca pacaran Michel dan Nicole.
Sri yang selama ini tidak merasakan
kebahagiaan dari suaminya, dia merasa ada suatu getaran yang amat sangat mendalam
ketika bertemu dengan komandan kapal, Karena kekuatan akan ketenangan,
kenyamanan dan kelembutan ketika Sri berada di samping Michel. Sri melakukan
hubungan badan dengan Michel sebelum Sri mengetahui siapa nama orang yang sudah
tidur bersama dirinya. dikarenakan ketampanan, kegagahan dan kelembutan dari
sosok Michel. Michel pun merasakan bahwa Sri adalah wanita yang selama ini
dicarinya karena keibuannya, kelembutannya, keramahannya dan kemanisannya.
Kekaguman Michel kepada Sri bertambah ketika Sri menari tarian Jawa di pesta
yang diadakan oleh para pengelola kapal, bukan hanya Michel saja yang terkagum,
seluruh awak kapal pun merasa tersanjung atas kepiawaian Sri dalam menarikan
tarian Jawa, meskipun Sri menari dengan pakaian tari yang tidak lengkap, karena
Charles suaminya selalu melarang Sri untuk melakukan kegiatan yang berunsurkan
budaya timur (Indonesia). Selama perjalanan mulai dari Saigon sampai Marseille,
Sri merasa dirinya telah menemukan kebahagiaan yang selama ini dia harapkan
dari sesosok suaminya. Namun sayang orang yang bisa menenangkan hatinya itu
adalah kekasihnya, bukan suaminya. Malam itu adalah malam perpisahan Sri dengan
Michel. Sri dan Michel pun merasa tidak percaya akan adanya perpisahan yang
akan mereka alami besok. Karena ketidakrelaan Michel untuk melepaskan
kekasihnya itu, maka Michel memutuskan untuk tidak melihat Sri turun dari kapal
meninggalkan dirinya, apalagi ketika melihat Sri dijemput oleh suaminya,
Charles. Dan akhirnya mereka berpisah.
Sri dan Charles meneruskan liburannya
di Perancis, seperti biasanya, Charles tidak memperdulikan Sri sebagai
istrinya, selama liburan Sri hanya diperlakukan sebagai kacungnya, tanpa
memikirkan bagaimana perasaannya. Setelah pertengahan musim gugur, mereka
kembali ke Kobe, Jepang, sesampainya mereka di Kobe, Sri mendapatkan surat dari
Michel, di mana surat yang sudah datang dari dua minggu yang lalu berisikan
kabar bahwa ada kemungkinan buat Michel untuk membawa kapal yang akan berlabuh
di Jepang. Dengan susah payah Sri mencari informasi melalui pegawai pelabuhan
tentang kedatangan Michel di Jepang. Akhirnya Sri mendapatkan informasi bahwa
kapal yang akan dibawa Michel akan datang dua bulan lagi. Sri selalu menunggu
datangnya bulan itu, untuk mengatasi kejenuhannya menunggu Michel yang akan datang
dua bulan lamanya, Sri menyibukkan diri untuk membantu dua mahasiswa yang akan
menyelenggarakan pengumpulan amal untuk panti asuhan dengan pagelaran seni
tari. Carl yang ketika Sri baru pulang dari Prancis sudah ada di Jepang. Dia
sedang melanjutkan studinya di Kobe . Sekarang Carl sudah menikah dengan teman
wanitanya semenjak kecil. Namun ketika kehadiran Carl yang kedua kalinya dalam
hidup Sri dan mungkin dengan kondisi rumah tangga Sri saat itu, maka Sri
merasakan suatu getaran yang berbeda dari sebelumnya. Namun kekuatan getaran
itu tidak menggoyahkan hati Sri yang terlalu tegak oleh tongkat cinta yang
diberikan Michel kepadanya. Acara penggalangan amal pun dilaksanakan, Charles
dan Carl pun hadir pada acara tersebut. Carl adalah donatur yang paling banyak
menyumbangkan uangnya untuk anak-anak panti asuhan di kota itu. Dengan
berjalannya waktu, keadaan rumah tangganya semakin tidak bersahabat, mungkin
karena rasa kebencian dan kemuakan Sri terhadap Charles yang semakin hari
semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya waktu yang selama ini ditunggu di mana
Michel berada di negara yang sekarang dia tempati. Dua kali Sri mencari alasan
kepada Charles agar dia bisa bertemu dengan Michel. Hari pertama Sri menemui
Michel dengan alasan akan menonton pertunjukan seni tari. Dengan berat hati
Charles pun mengizinkan dan Sri pun pergi dari rumah sendirian dengan meminjam
mobil nyonya Darti, istri kepala konsul Indonesia . Mengingat ketidaksenangan
Charles terhadap pertunjukan seni. Sri pun berhasil sampai di pelabuhan untuk
menemui Michel walaupun sempat kucing-kucingan dengan petugas pelabuhan,
mengingat jabatan dari suami Sri adalah sebagai wakil konsul Perancis, sehingga
tidak sedikit dari para karyawan kapal yang mengenal Charles dan Sri. Akhirnya
mereka pun bisa bertemu kembali dan mereka langsung masuk ke kamar untuk
melepaskan rasa rindu karena sudah lama tidak ketemu. Haripun sudah mulai
gelap, dan Sri pun meninggalkan kapal untuk bergegas pulang karena anaknya
sudah menunggu dia. Pada keesokan harinya Sri pun mencari alasan kembali untuk
bertemu dengan Michel. Mengingat hari itu adalah hari terakhir Michel berada di
Jepang karena dia berada di Jepang hanya dua hari, dan Sri pun bertemu kembali
dengan Michel. Hari itu Sri diajak Michel menikah dan ikut bersama dirinya
berlayar keliling dunia dan hidup bahagia bersama Michel. Namun Sri menolak
ajakan Michel dengan alasan di antara mereka sudah mempunyai pasangan hidup
masing-masing walaupun kehidupan keluarga mereka tidak pernah diselimuti
kebahagiaan dan di antara mereka ada seorang anak yangn membutuhkan keduanya.
Seolah memberi harapan kepada Michel, Sri menyarankan kepada Michel agar dia
pindah kerja dari lautan ke daratan, Sri pun memberi tahu rencananya yang akan
pindah ke Paris karena tugas Charles pindah di Paris. Dia akan tinggal di sana
paling sedikit tiga tahun. Mereka pun berpisah kembali walaupun dengan hati
yang sangat-sangat berat. Michel melanjutkan perjalanannya dan Sri pun
melanjutkan hidupnya bersama Charles dan putri cantiknya. Mengingat akan perkataan
Sri yang akan pindah ke Paris, Michel pun mempunyai rencana untuk pindah ke
darat, namun karena kecintaannya terhadap laut, dan dengan posisi Sri saat ini
masih menjadi seorang istri dari Charles, dia memutuskan untuk tidak pindah
pekerjaan dari laut ke darat. Selama dua hari Michel berlibur ke Paris , ingat
akan perkataan Sri yang rencanya pindah ke Paris , waktu yang sigkat Michel
gunakan untuk mengenal kota-kota paris dengan harapan ketika Sri datang ke
Paris , Michel akan mengajaknya mengelilingi Paris .
Sri telah berkali-kali berselingkuh
dengan Michel tanpa sepengetahuan Charles, suaminya. Michel rupanya jatuh hati
kepada Sri karena tarian Sri sangat memukau. Sri merupakan satu-satunya penari
di kapal pesiar di mana Michel bekerja sebagai perwiranya. Suasana yang tampak
begitu romantis terlihat saat Sri dan Michel saling berkecupan. Malam harinya,
Michel sengaja mengajak Sri untuk ke kamar tidurnya yang sekaligus berfungsi
sebagai ruang kerja. Michel pun tak tahan dengan Sri yang begitu memikat hatinya.,
walaupun Michel telah berkeluarga. Hubungan intim pun terjadi. Hal tersebut
mereka lakukan hanya jika Michel tidak sedang bertugas. Beberapa bulan
kemudian, Sri memutuskan untuk berhenti menari di kapal pesiar tersebut
lantaran kangen akan keadaan suaminya yan selalu melukai dirinya. Seperti
biasa, Sri dengan Charles seperti tiada hubungan perkawinan karena Charles
memang sibuk dan memperlakukan Sri bukan sebagai seorang istri. Sri pun mulai
jenuh dan selalu membantah apa yang dikatakan suaminya. Sewaktu-waktu, Sri
kangen akan keromantisan Michel, hingga tak bisa melupakannya. Beberapa bulan
menunggu pendaratan Michel, Sri menjumpai Michel di dermaga tepat pada saat
kapal pesiar tersebut merapat ke pelabuhan Marseille, Perancis. Seperti dulu,
Michel pun mengajak Sri untuk ke ruangan kerja untuk bercumbuan. Hari berlalu,
Michel kembali melaut sedangkan Sri tinggal bersama Charles. Keinginan Sri
untuk berlibur di Eropa tidak dikabulkan suaminya. Maka dengan nekatny, Sri
membawa anaknya hasil perkawinan dengan Charles menuju London di mana Sri
bertemu dengan teman-teman lamanya. Selama di London, Sri banyak menceritakan
kisah hidupnya kepada mereka. Beberapa minggu kemudian, Sri dan anaknya kembali
menemui Charles di Marseille. Selama di Marseille, tak ubahnya seperti dulu,
Charles tetap memperlakukan Sri bukan seperti istrinya dan Sri pun terkadang
kangen akan keromantisan si perwira tersebut. Beberapa bulan kemudian, Sri
bertemu Michel saat pendaratan kapal pesiar tersebut di pelabuhan Marseille.
Seperti dulu, Michel mengajak Sri menuju ruang kerjanya untuk memuaskan rasa
nafsu birahinya. Hari pun berlalu, Michel kembali melaut. Kali ini Sri ikut
dengan Michel menuju negeri sakura, tepatnya di Kobe . Di Kobe, Sri bertemu
dengan teman-temannya. Beberapa minggu di Kobe , mereka mendengar kabar duka
dari Bali , Indonesia , bahwa telah terjadi gempa bumi. untuk itu, mereka pun
menggelar pentas amal dengan menyuguhkan pentas tarian Indonesia dan pelelangan
lukisan. Kebetulan, Sri bertemu dengan kawan lama yang sempat dicintainya,
yaitu Carl dan Sutopo. Mereka bangga akan kerja keras Sri itu. Beberapa hari
kemudian, Sri pulang ke Marseille dengan menumpang kapal pesiar yang biasanya.
Kali ini, Sri yang menemui Michel ke ruang kerjanya, namun sebelum masuk terdengar
suara seorang wanita di ruang kerja Michel. Saat pintu dibuka, ternyata benar,
ada seorang wanita yang sedang membicarakan sesuatu dengan Michel. Sri kaget
dan langsung keluar menuju geladak karena ada rasa tersakiti. Hal tersebut
diketahui Michel dan ia pun berusaha mengejar Sri dan saat bertemu, ia membujuk
Sri untuk mendengarkan hal yang sebenarnya dan mendorong Sri untuk menuju kamar
kerjanya bahwa yang dikatakan Michel itu benar, dia tidak berselingkuh dengan
wanita itu. Sri percaya dengannya. Seperti biasa, Michel melepaskan hawa
nafsunya untuk berhubungan intim dengan Sri sekaligus melepaskan rasa kangen
dengan Sri. Sesampainya di Marseille, kelakuan Sri dengan Charles sudah jauh
berbeda. Sri berusaha untuk lepas dari ikatan perkawinan dengan Charles, namun
Charles keberatan sambil membujuk Sri untuk memaafkan suaminya. Sri mulai
berbalas-balan surat lewat telegram untuk melenyapkan kangennya dengan Michel.
Seperti itulah kehidupan Sri dengan Michel, tanpa ujung kisahnya.
Pembahasan
1.
Identitas pengarang
Nama Nh. Dini merupakan singkatan dari Nurhayati
Srihardini. Nh. Dini dilahirkan pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa
Tengah. Ia adalah anak kelima (bungsu) dari empat bersaudara. Ayahnya,
Salyowijoyo, seorang pegawai perusahaan kereta api. Ibunya bernama Kusaminah.
Bakat menulisnya tampak sejak berusia sembilan tahun. Pada usia itu ia telah
menulis karangan yang berjudul “Merdeka dan Merah Putih”. Tulisan itu
dianggap membahayakan Belanda sehingga ayahnya harus berurusan dengan Belanda.
Namun, setelah mengetahui penulisnya anak-anak, Belanda mengalah. Dini
bercita-cita menjadi dokter hewan. Namun, ia tidak dapat mewujudkan cita-cita
itu karena orang tuanya tidak mampu membiayainya. Ia hanya dapat mencapai
pendidikannya sampai sekolah menengah atas jurusan sastra. Ia mengikuti kursus
B1 jurusan sejarah (1957). Di samping itu, ia menambah pengetahuan bidang lain,
yaitu menari Jawa dan memainkan gamelan. Meskipun demikian, ia lebih
berkonsentrasi pada kegiatan menulis. Hasil karyanya yang berupa puisi dan
cerpen dimuat dalam majalah Budaya dan Gadjah Mada di Yogyakarta (1952),
majalah Mimbar Indonesia, dan lembar kebudayaan Siasat. Pada tahun 1955 ia
memenangkan sayembara penulisan naskah sandiwara radio dalam Festival Sandiwara
Radio di seluruh Jawa Tengah.
2.
Unsur intrinsik
A. Tema : Sri yang
mencoba mencari kekasih hati yang sesungguhnya lewat perselingkuhan dengan
beberapa laki-laki lain.
B. Alur :
•
Pengenalan masalah
Ketika umur Sri tiga belas tahun saat itu pula
ayahnya meniggal. Beberapa tahun kemudian, ibunya mengalami serangan jantung
yan akhirnya meninggal juga.
•
Pemuncakan masalah
Ketika Sri merasakan ciuman pertama dari Yus, teman
kakaknya, sejak saat itu, Sri berjanji untuk tidak bertemu Yus
•
Permasalahan
Enam minngu setelah Sri dan Saputro menikah, Saputro
harus kembali terbang menuju Malang. Namun, Saputro gugur di Bandung karena
jatuhnya pesawat yang dikendalinya. Kemudian, saat Carl hendak menikahinya, Sri
menolak karena ketidaksiapan Sri dalam waktu dekat. Selanjutnya, selama
pernikahannya dengan Charles, Sri tidak dianggapnya sebagai istri. Mulai dari
situ, Sri menari di kapal pesiar di mana Michel sebagai perwiranya. Sri pun
berselingkuh dengan Michel berulang-ulang tanpa sepengetahuan Charles,
suaminya.
•
Anti klimaks
Sri benar-benar sudah berselingkuh dengan Michel
tanpa sepengetahuan suaminya, Michel. Bahkan sudah berkali-kali Sri berhubungan
badan dengan Michel. Dan Sri selalu mengirimi Michel surat. Michel pun
mengirimi Sri surat.
•Akhiran
masalah
Tiada yang tahu akhir kisah cinta Sri dengan Michel
di kapal pesiar tersebut.
C. Gaya bahasa :
Pengarang telah menampilkan gaya bahasa yang
blak-blakkan kepada pembaca, ditambah lagi dengan kerunutan cerita yang pas dan
terkesan santai untuk dibaca.
D. Penokohan :
Sri : keras kepala, tidak mau mendengarkan nasehat
kakaknya, Sutopo; sabar, sabar dalam menghadapi masalah; tegar, dalam menghadapi
hidup yang demikian ruwetnya.
Michel : penyayang, bisa menyayangi Sri dengan
sepenuh hati.
Saputro : penanggung jawab, walaupun dia telah
menghamili Sri di luar nikah, namun dia tetap menikahi Sri; penyayang, walaupun
profesinya terbilang cukup berat, namun dia tetap menyayangi Sri apa adanya.
Charles :pemarah, suka memperlakukan Sri dengan
kasar; pelit, tidak mau membelikan Sri pakaian tebal padahal cuaca di Jepang
cukup dingin; egois, maunya menang sendiri dan terbukti Sri ditinggalkan berdua
dengan anaknya di Saigon, Vietnam, padahal dia pergi sendirian ke India.
Sutopo : perhatian, penuh perhatian terhadap Sri,
adiknya, agar Sri tidak salah langkah; suka menasehati, dia menasehati Sri
untuk tidak menikah dengan Charles, tapi Sri tidak mau mendengarnya, yang
ternyata perkataan Sutopo itu benar adanya.
Carl : sedikit sombong, suka memamerkan kekayaan
kepada Sri calon isterinya, namun Sri dengan tegas menolaknya dengan alasan
kedombongannya.
E. Setting / latar :
·
Kapal
pesiar
·
Marceille,
Perancis
·
Yokohama,
Jepang
·
Kobe,
Jepang
·
rumah
paman Sri
·
Semarang
·
Salatiga
·
Jakarta
·
tempat
siaran radio
·
sanggar
tari peninggalan ayah Sri
F. Sudut pandang:
Orang pertama; karena dalam cerita, pengarang
bertindak sebagai tokoh utama.
G. Amanat :
·
Manusia
harus selalu sabar dalam menghadapi semua masalah kehidupan. Sri berusaha sabar
menghadapi suaminya yang terlalu egois.
·
Harus
mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat. Sri terlanjur menolak nasehat
Sutopo, kakaknya, dan Sri harus menerima keputusan yang telah diambilnya dengan
dinikahi oleh Charles yang ternyata kehidupannya begitu pahit.
·
Harus
bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil. Saputro telah berhubungan
badan dengan Sri sebelum Sri menikah dengan Charles, maka dari itu Saputro
bersedia menikahi Sri dengan terlebih dahulu Saputro membawakan gelang emas dan
cincin bermata berlian untuk Sri sebagai tanda pertunangan.
·
Ambillah
keputusan dengan pertimbangan yang matang. Sri telah menolak untuk dijadikan
isteri oleh Carl karena Carl menurut Sri terlalu sombong dan memiliki gaya
hidup yang berbeda dengannya.
·
Selingkuh
bukan merupakan sarana yang tepat untuk meluapkan rasa kerinduan yang
terpendam.
3.
Kelebihan & kelemahan
Hal yang paling terasa saat membaca
novel ini adalah kelebihan penulis yang begitu blak-blakkan mengungkapkan
jalannya cerita. Kemudian, terdapat diksi yang terasa aneh untuk pembaca masa
kini dan tata bahasa yang jarang didengar, seperti kakakku perempuan. Peresensi
juga dipermudah untuk membandingkan unsur budaya Timur dengan Barat yang terasa
perbedaannya, seperti hal perzinahan yang merupakan hal yang wajar bagi budaya
Barat, namun tidak demikian dengan budaya Timur. Mungkin, novel ini bisa
menginspirasi kaum wanita untuk tidak terjebak dalam perselingkuhan apalagi
perzinahan. Dan untuk kaum pria, novel ini bisa dijadikan tempat untuk
mengevaluasi diri supaya tidak membuat istri kesal.
Peresensi belum menemukan banyak
keunggulan dari novel karangan NH Dini ini, yang ada malah menemukan beberapa
kelemahan. Salah satu kelemahan yang saya rasakan adalah pelannya jalan cerita.
Yang saya rasakan setelah baca beberapa bab dari buku ini adalah betapa
banyaknya masalah yang akan kami lewati dalam hidup ini, dan yang lebih
penting, betapa besar kasih sayang orang tua (terutama ibu) walaupun mereka
terlihat cuek dan tidak peduli kepada anak-anaknya.Ceritanya terlalu vulgar,
contohnya meraba dada perempuan. Pemakaian kalimat tidak efektif.Beberapa kata
tidak baku, missal : tilpon, tilgram, napsu, pasip, kerasan, Sopir, dan Eropah.
1. Kesimpulan
Pada sebuah kapal adalah salah satu
novel Nh. Dini yang sangat menarik perhatian para pengamat sastra karena
keistimewaan penggunaan sudut pandang. pengarang secara bersama sama
menggunakan sudut pandang akuan sertaan tetapi berbeda tokoh yang membawakan
cerita. metode yang bercerita yang baru inilah yang membuat diskusi novel ini
marak.
2. Saran
Peresensi menyadari bahwa yang telah
dikerjakan ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, peresensi ingin dapat
masukan yang membangun untuk kesempurnaan resensi yang akan datang sebagai
timbal balik yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar