Selasa, 30 Desember 2014

PADA SEBUAH KAPAL



PADA SEBUAH KAPAL


Identitas Buku
·         Judul buku : Pada Sebuah Kapal
·         Pengarang : N.H. Dini
·         Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama
·         Jumlah halaman : 352 halaman
KELOMPOK :
·         Andisa Putri Aulia
·         Annissa Mailinawati
·         Chinthya Reynanda
·         Dina Amalia
·         Destijani Dwi Putriandini
Kelas    : 1PA12
Jurusan  : Psikologi                

Sinopsis Novel

            Sri berumur tiga tahun waktu ayahnya meninggal. Dan kebetulan saat itu ayahnya telah pergi. Yogya adalah tempat tersedia untuk tanah peristirahatan bagi keluarga yang meninggal. Neneknya di sana memiliki sebuah rumah berpendapa besar yang kini telah menjadi milik pamannya sebagai bangsal sekolah menari yang diurus seorang guru muda. Ayah Sri bukan seorang yang luar biasa pemilik indra keenam yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Dia keluar sekolah menengah atas kemudian bekerja sebagai penyiar radio di kotanya, Semarang . Lima tahun bosan, dia keluar untuk menceburkan diri ke pendidikan pramugari udara. Kebetulan dia ketemu dengan kawan kelas 5 SD bernama Sunarti. Namun, sayang ia ditolak perusahaan penerbangan tersebut untuk menjadi pramugari dengan ditukar menjadi wartawan mingguan. Untuk itu, ia harus menjalani tes kesehatan. Ditunggunya hasil tes tersebut, dia tetap mengudara di radio walaupun sudah meminta keluar. Kemudian Sri pergi ke dokter kenalan ayahnya di kota Semarang, namanya dr. Martono. Dokter menyarankan dia berobat sungguh-sungguh berhubung penyakitnya masih gejala dan memintanya pindah ke kota yang lebih sejuk. Sri putuskan untuk pindah ke Salatiga dengan pertimbangan yang matang. Masih sebagai penyiar yang berstatus pegawai negeri, dia hanya wajib membayar sebagian biaya pengobatan dan penginapan. Kebetulan bertemu dengan Yus, teman kakaknya. Selama sembilan minggu dia di penginapan, Sri pun diizinkan pulang. Bulan depan, Sri pergi ke Jakarta untuk bekerja sebagai penyiar radio. Dia menginap di rumah pamannya. Suatu saat, Sri melihat mobil jip angkutan udara berhenti di depan rumah pamannya, ternyata ada Sunarti, dan kedua temannya, Mokar dan Saputro. Dia dianggap hebat oleh Narti karena keahliannya, sambil melepaskan rindu dengan bercerita. Mereka berjanji akan nonton bareng di kala tiada kesibukkannya masing-masing. Dia mengiyakan karena mudah untuk mengatur jadwal dinas penyiar dengan latihan menari, dan dimaklumi oleh atasan Sri. Selama di sanggar tari, dia mencintai Basir yang bertepuk sebelah tangan karena kriteria idaman Basir tidak ada sedikitpun pada dirinya. Di tempat kerjanya, Sri dikucilkan teman-temannya. Belum sempat memikirkan kesalahannya, kakaknya yang di Semarang mengabarkan berita duka kematian ibunya karena serangan jantung. Langsung saja sorenya, Sri, Sutopo, serta pamannya pergi ke Semarang. Dia mencoba tegar menghadapi semua ini. Tiga hari kemudian, mereka kembali ke Jakarta. Sri meneruskan rutinitasnya sebagai penyiar radio dan latihan menari. Tak lama, Sri diundang menari di istana. Sekembalinya dari istana, suasana kantor memanas akibat cibiran rekan sekerjanya bahwa dia dianggap sebagai wanita panggilan bagi pejabat istana. Suatu sore, Yus datang ke Jakarta menemuinya. Malam hari, mereka keluar makan. Di tengah pembicaraan makan malam, Yus mengungkapkan cintanya dan ingin menikahinya. Namun, ditolak Sri karena dia belum ingin menikah dalam waktu dekat. Seselesainya, mereka kembali ke rumah pamannya dengan becak. Yus mengantarnya sampai di depan pintu dan Yus langsung menarik tangannya sambil dipeluk dan dicium. Dia marah dan berjanji tidak pernah menemui Yus lagi. Itulah ciuman pertama Sri.
            Sri sering menari di istana. Suatu hari, Sri mengunjungi rumah Sutopo, kakaknya. Di sana ada teman Sutopo berkebangsaan Amerika yang kemudian dikenalkan Sutopo padanya. Carl namanya, orang kaya yang berniat membeli lukisan Sutopo. Suatu pagi, dia pergi ke Kedutaan Perancis menuju bagian penerjemahan untuk menanyakan ucapan sebuah nama lagu yang tidak dia kenal. Kemudian, dia dititipi kartu nama Charles Vincent, orang yang begitu mencintainya. Pada malam kesenian Kongres Pemuda se-Asia, Sri diminta menari oleh pimpinan seni tari. Kebetulan, Saputro, temannya Sunarti, yang dulu pernah berkenalan dengannya juga hadir. Saputro kagum akan keahliannya menari. Kemudian, Saputro sebagai mengajak Sri keluar rumah untuk nonton atau makan. Mereka saling mencintai. Namun, karena Saputro sebagi pilot, maka acara-acara mereka sering dibatalkan. Awalnya, Sri memang dinomorduakan, tapi akhirnya Sri sadar profesi kekasihnya. Suatu hari, Saputro harus terbang ke Eropa selama tiga bulan. Dia pun merindukaannya. Sampai kedatangan Saputro, mereka tidak bisa menahan rasa rindu yang terpendam, malam itu juga, Sri menyerahkan keperawanannya kepada Saputro. Esoknya, Saputro membawakan gelang emas dan cincin bermata berlian untuk Sri sebagai tanda pertunangan. Dia pun mempersiapkan segala pernikahannya. Enam minggu usai pernikahan, Saputro harus kembali terbang ke Malang untuk beberapa hari. Kemudian, Saputro kembali ke Jakarta dengan menumpang pesawat lain dan menggantikan Nyoman, teman kerjanya yang sakit menuju Halim untuk mengambil pesawatnya. Paginya, di tempat dinas Sri, ada seorang berpakaian seragam angkatan udara yang mengabarkan bahwa Saputro telah gugur karena pesawatnya jatuh di Bandung setelah jam delapan dua belas menit terbang dari Malang bersama Kapten Suwarno melalui Semarang. Sri tidak terima atas kematian Saputro. Esok hari, dia dan pamannya menuju Bandung untuk melihat prosesi pemakaman Saputro. Kemudian, mereka menuju Semarang menemui ibu, ayah, dan keluarga Saputro yang telah menunggu. Esoknya, Sri kembali ke Jakarta untuk bekerja. Seminggu kemudian dia mengajukan cuti tanpa dibayar selama lima bulan yang dikabulkan atasannya. Sri berencana menenangkan diri setelah kematian Saputro menuju Yogya di rumah temannya Sutopo. Rencananya berhasil, Sri ditemani Nyoman menuju Yogya du a hari lagi. Nyoman bertanggungjawab atas kematian Saputro. Kebetulan, Carl minggu depan berencana menuju Yogya dan Carl mengajak Sri bareng, namun ditolaknya karena Sri akan diantar oleh Nyoman. Setibanya di Yogya, dia menghabiskan waktunya dengan Carl. Carl mengungkapkan isi hatinya dan berniat menikahinya, namun diragukan oleh Sri karena Carl menyombongkan hartanya dan terlalu berbeda gaya hidup dengan Sri. Sepuluh bulan kemudian, dia memilih dengan Charles Vincent, tapi ditolak Sutopo karena Sri belum terlalu mengenal Charles. Ternyata benar, Charles selalu mencemoohkan Sri, Charles terlalu egois. Otoriter, dan terlalu banyak ikut campur dalam urusan rumah tangganya. Sampai ketika usia anak mereka dua tahun. Suatu waktu Charles mengajukan cuti panjang untuk berlibur di Jakarta karena sebelumnya mereka tinggal di Jepang. Kemudian, mereka melanjutkan liburannya ke Marseille, Perancis. Setelah itu, Charles berlibur sendirian ke India dengan pesawat, sedngkan Sri ditinggalkan di Saigon, Vietnam bersama anaknya dengan kapal pesiar. Di kapal itulah cinta terlarang Sri dengan seorang komandan kapal yang sudah beristri dan mempunyai dua orang anak dimulai, komandan tersebut bernama Michel, Michel adalah seorang laki-laki yang telah dikecewakan oleh istrinya Nicole, sebelum Michel menikah dengan Nicole yang sekarang menjadi istrinya, tidak ada sedikitpun rasa cinta dalam diri Michel, karena Michel merasa bahwa karakter yang terdapat dalam diri Nicole tidak sedikitpun menggambarkan wanita impiannya, Nicole berumur lima tahun lebih tua dari Michel. Michel menikahi Nicole karena ibu Michel sendiri yang menginginkan pernikahan itu terjadi, karena ibu Michel sudah mengetahui gaca pacaran Michel dan Nicole.
            Sri yang selama ini tidak merasakan kebahagiaan dari suaminya, dia merasa ada suatu getaran yang amat sangat mendalam ketika bertemu dengan komandan kapal, Karena kekuatan akan ketenangan, kenyamanan dan kelembutan ketika Sri berada di samping Michel. Sri melakukan hubungan badan dengan Michel sebelum Sri mengetahui siapa nama orang yang sudah tidur bersama dirinya. dikarenakan ketampanan, kegagahan dan kelembutan dari sosok Michel. Michel pun merasakan bahwa Sri adalah wanita yang selama ini dicarinya karena keibuannya, kelembutannya, keramahannya dan kemanisannya. Kekaguman Michel kepada Sri bertambah ketika Sri menari tarian Jawa di pesta yang diadakan oleh para pengelola kapal, bukan hanya Michel saja yang terkagum, seluruh awak kapal pun merasa tersanjung atas kepiawaian Sri dalam menarikan tarian Jawa, meskipun Sri menari dengan pakaian tari yang tidak lengkap, karena Charles suaminya selalu melarang Sri untuk melakukan kegiatan yang berunsurkan budaya timur (Indonesia). Selama perjalanan mulai dari Saigon sampai Marseille, Sri merasa dirinya telah menemukan kebahagiaan yang selama ini dia harapkan dari sesosok suaminya. Namun sayang orang yang bisa menenangkan hatinya itu adalah kekasihnya, bukan suaminya. Malam itu adalah malam perpisahan Sri dengan Michel. Sri dan Michel pun merasa tidak percaya akan adanya perpisahan yang akan mereka alami besok. Karena ketidakrelaan Michel untuk melepaskan kekasihnya itu, maka Michel memutuskan untuk tidak melihat Sri turun dari kapal meninggalkan dirinya, apalagi ketika melihat Sri dijemput oleh suaminya, Charles. Dan akhirnya mereka berpisah.
            Sri dan Charles meneruskan liburannya di Perancis, seperti biasanya, Charles tidak memperdulikan Sri sebagai istrinya, selama liburan Sri hanya diperlakukan sebagai kacungnya, tanpa memikirkan bagaimana perasaannya. Setelah pertengahan musim gugur, mereka kembali ke Kobe, Jepang, sesampainya mereka di Kobe, Sri mendapatkan surat dari Michel, di mana surat yang sudah datang dari dua minggu yang lalu berisikan kabar bahwa ada kemungkinan buat Michel untuk membawa kapal yang akan berlabuh di Jepang. Dengan susah payah Sri mencari informasi melalui pegawai pelabuhan tentang kedatangan Michel di Jepang. Akhirnya Sri mendapatkan informasi bahwa kapal yang akan dibawa Michel akan datang dua bulan lagi. Sri selalu menunggu datangnya bulan itu, untuk mengatasi kejenuhannya menunggu Michel yang akan datang dua bulan lamanya, Sri menyibukkan diri untuk membantu dua mahasiswa yang akan menyelenggarakan pengumpulan amal untuk panti asuhan dengan pagelaran seni tari. Carl yang ketika Sri baru pulang dari Prancis sudah ada di Jepang. Dia sedang melanjutkan studinya di Kobe . Sekarang Carl sudah menikah dengan teman wanitanya semenjak kecil. Namun ketika kehadiran Carl yang kedua kalinya dalam hidup Sri dan mungkin dengan kondisi rumah tangga Sri saat itu, maka Sri merasakan suatu getaran yang berbeda dari sebelumnya. Namun kekuatan getaran itu tidak menggoyahkan hati Sri yang terlalu tegak oleh tongkat cinta yang diberikan Michel kepadanya. Acara penggalangan amal pun dilaksanakan, Charles dan Carl pun hadir pada acara tersebut. Carl adalah donatur yang paling banyak menyumbangkan uangnya untuk anak-anak panti asuhan di kota itu. Dengan berjalannya waktu, keadaan rumah tangganya semakin tidak bersahabat, mungkin karena rasa kebencian dan kemuakan Sri terhadap Charles yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya waktu yang selama ini ditunggu di mana Michel berada di negara yang sekarang dia tempati. Dua kali Sri mencari alasan kepada Charles agar dia bisa bertemu dengan Michel. Hari pertama Sri menemui Michel dengan alasan akan menonton pertunjukan seni tari. Dengan berat hati Charles pun mengizinkan dan Sri pun pergi dari rumah sendirian dengan meminjam mobil nyonya Darti, istri kepala konsul Indonesia . Mengingat ketidaksenangan Charles terhadap pertunjukan seni. Sri pun berhasil sampai di pelabuhan untuk menemui Michel walaupun sempat kucing-kucingan dengan petugas pelabuhan, mengingat jabatan dari suami Sri adalah sebagai wakil konsul Perancis, sehingga tidak sedikit dari para karyawan kapal yang mengenal Charles dan Sri. Akhirnya mereka pun bisa bertemu kembali dan mereka langsung masuk ke kamar untuk melepaskan rasa rindu karena sudah lama tidak ketemu. Haripun sudah mulai gelap, dan Sri pun meninggalkan kapal untuk bergegas pulang karena anaknya sudah menunggu dia. Pada keesokan harinya Sri pun mencari alasan kembali untuk bertemu dengan Michel. Mengingat hari itu adalah hari terakhir Michel berada di Jepang karena dia berada di Jepang hanya dua hari, dan Sri pun bertemu kembali dengan Michel. Hari itu Sri diajak Michel menikah dan ikut bersama dirinya berlayar keliling dunia dan hidup bahagia bersama Michel. Namun Sri menolak ajakan Michel dengan alasan di antara mereka sudah mempunyai pasangan hidup masing-masing walaupun kehidupan keluarga mereka tidak pernah diselimuti kebahagiaan dan di antara mereka ada seorang anak yangn membutuhkan keduanya. Seolah memberi harapan kepada Michel, Sri menyarankan kepada Michel agar dia pindah kerja dari lautan ke daratan, Sri pun memberi tahu rencananya yang akan pindah ke Paris karena tugas Charles pindah di Paris. Dia akan tinggal di sana paling sedikit tiga tahun. Mereka pun berpisah kembali walaupun dengan hati yang sangat-sangat berat. Michel melanjutkan perjalanannya dan Sri pun melanjutkan hidupnya bersama Charles dan putri cantiknya. Mengingat akan perkataan Sri yang akan pindah ke Paris, Michel pun mempunyai rencana untuk pindah ke darat, namun karena kecintaannya terhadap laut, dan dengan posisi Sri saat ini masih menjadi seorang istri dari Charles, dia memutuskan untuk tidak pindah pekerjaan dari laut ke darat. Selama dua hari Michel berlibur ke Paris , ingat akan perkataan Sri yang rencanya pindah ke Paris , waktu yang sigkat Michel gunakan untuk mengenal kota-kota paris dengan harapan ketika Sri datang ke Paris , Michel akan mengajaknya mengelilingi Paris .
            Sri telah berkali-kali berselingkuh dengan Michel tanpa sepengetahuan Charles, suaminya. Michel rupanya jatuh hati kepada Sri karena tarian Sri sangat memukau. Sri merupakan satu-satunya penari di kapal pesiar di mana Michel bekerja sebagai perwiranya. Suasana yang tampak begitu romantis terlihat saat Sri dan Michel saling berkecupan. Malam harinya, Michel sengaja mengajak Sri untuk ke kamar tidurnya yang sekaligus berfungsi sebagai ruang kerja. Michel pun tak tahan dengan Sri yang begitu memikat hatinya., walaupun Michel telah berkeluarga. Hubungan intim pun terjadi. Hal tersebut mereka lakukan hanya jika Michel tidak sedang bertugas. Beberapa bulan kemudian, Sri memutuskan untuk berhenti menari di kapal pesiar tersebut lantaran kangen akan keadaan suaminya yan selalu melukai dirinya. Seperti biasa, Sri dengan Charles seperti tiada hubungan perkawinan karena Charles memang sibuk dan memperlakukan Sri bukan sebagai seorang istri. Sri pun mulai jenuh dan selalu membantah apa yang dikatakan suaminya. Sewaktu-waktu, Sri kangen akan keromantisan Michel, hingga tak bisa melupakannya. Beberapa bulan menunggu pendaratan Michel, Sri menjumpai Michel di dermaga tepat pada saat kapal pesiar tersebut merapat ke pelabuhan Marseille, Perancis. Seperti dulu, Michel pun mengajak Sri untuk ke ruangan kerja untuk bercumbuan. Hari berlalu, Michel kembali melaut sedangkan Sri tinggal bersama Charles. Keinginan Sri untuk berlibur di Eropa tidak dikabulkan suaminya. Maka dengan nekatny, Sri membawa anaknya hasil perkawinan dengan Charles menuju London di mana Sri bertemu dengan teman-teman lamanya. Selama di London, Sri banyak menceritakan kisah hidupnya kepada mereka. Beberapa minggu kemudian, Sri dan anaknya kembali menemui Charles di Marseille. Selama di Marseille, tak ubahnya seperti dulu, Charles tetap memperlakukan Sri bukan seperti istrinya dan Sri pun terkadang kangen akan keromantisan si perwira tersebut. Beberapa bulan kemudian, Sri bertemu Michel saat pendaratan kapal pesiar tersebut di pelabuhan Marseille. Seperti dulu, Michel mengajak Sri menuju ruang kerjanya untuk memuaskan rasa nafsu birahinya. Hari pun berlalu, Michel kembali melaut. Kali ini Sri ikut dengan Michel menuju negeri sakura, tepatnya di Kobe . Di Kobe, Sri bertemu dengan teman-temannya. Beberapa minggu di Kobe , mereka mendengar kabar duka dari Bali , Indonesia , bahwa telah terjadi gempa bumi. untuk itu, mereka pun menggelar pentas amal dengan menyuguhkan pentas tarian Indonesia dan pelelangan lukisan. Kebetulan, Sri bertemu dengan kawan lama yang sempat dicintainya, yaitu Carl dan Sutopo. Mereka bangga akan kerja keras Sri itu. Beberapa hari kemudian, Sri pulang ke Marseille dengan menumpang kapal pesiar yang biasanya. Kali ini, Sri yang menemui Michel ke ruang kerjanya, namun sebelum masuk terdengar suara seorang wanita di ruang kerja Michel. Saat pintu dibuka, ternyata benar, ada seorang wanita yang sedang membicarakan sesuatu dengan Michel. Sri kaget dan langsung keluar menuju geladak karena ada rasa tersakiti. Hal tersebut diketahui Michel dan ia pun berusaha mengejar Sri dan saat bertemu, ia membujuk Sri untuk mendengarkan hal yang sebenarnya dan mendorong Sri untuk menuju kamar kerjanya bahwa yang dikatakan Michel itu benar, dia tidak berselingkuh dengan wanita itu. Sri percaya dengannya. Seperti biasa, Michel melepaskan hawa nafsunya untuk berhubungan intim dengan Sri sekaligus melepaskan rasa kangen dengan Sri. Sesampainya di Marseille, kelakuan Sri dengan Charles sudah jauh berbeda. Sri berusaha untuk lepas dari ikatan perkawinan dengan Charles, namun Charles keberatan sambil membujuk Sri untuk memaafkan suaminya. Sri mulai berbalas-balan surat lewat telegram untuk melenyapkan kangennya dengan Michel. Seperti itulah kehidupan Sri dengan Michel, tanpa ujung kisahnya.


Pembahasan
1. Identitas pengarang
Nama Nh. Dini merupakan singkatan dari Nurhayati Srihardini. Nh. Dini dilahirkan pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Ia adalah anak kelima (bungsu) dari empat bersaudara. Ayahnya, Salyowijoyo, seorang pegawai perusahaan kereta api. Ibunya bernama Kusaminah. Bakat menulisnya tampak sejak berusia sembilan tahun. Pada usia itu ia telah menulis karangan yang berjudul “Merdeka dan Merah Putih”. Tulisan itu dianggap membahayakan Belanda sehingga ayahnya harus berurusan dengan Belanda. Namun, setelah mengetahui penulisnya anak-anak, Belanda mengalah. Dini bercita-cita menjadi dokter hewan. Namun, ia tidak dapat mewujudkan cita-cita itu karena orang tuanya tidak mampu membiayainya. Ia hanya dapat mencapai pendidikannya sampai sekolah menengah atas jurusan sastra. Ia mengikuti kursus B1 jurusan sejarah (1957). Di samping itu, ia menambah pengetahuan bidang lain, yaitu menari Jawa dan memainkan gamelan. Meskipun demikian, ia lebih berkonsentrasi pada kegiatan menulis. Hasil karyanya yang berupa puisi dan cerpen dimuat dalam majalah Budaya dan Gadjah Mada di Yogyakarta (1952), majalah Mimbar Indonesia, dan lembar kebudayaan Siasat. Pada tahun 1955 ia memenangkan sayembara penulisan naskah sandiwara radio dalam Festival Sandiwara Radio di seluruh Jawa Tengah.

2. Unsur intrinsik
A. Tema :  Sri yang mencoba mencari kekasih hati yang sesungguhnya lewat perselingkuhan dengan beberapa laki-laki lain.

B. Alur :
• Pengenalan masalah
Ketika umur Sri tiga belas tahun saat itu pula ayahnya meniggal. Beberapa tahun kemudian, ibunya mengalami serangan jantung yan akhirnya meninggal juga.
• Pemuncakan masalah
Ketika Sri merasakan ciuman pertama dari Yus, teman kakaknya, sejak saat itu, Sri berjanji untuk tidak bertemu Yus
• Permasalahan
Enam minngu setelah Sri dan Saputro menikah, Saputro harus kembali terbang menuju Malang. Namun, Saputro gugur di Bandung karena jatuhnya pesawat yang dikendalinya. Kemudian, saat Carl hendak menikahinya, Sri menolak karena ketidaksiapan Sri dalam waktu dekat. Selanjutnya, selama pernikahannya dengan Charles, Sri tidak dianggapnya sebagai istri. Mulai dari situ, Sri menari di kapal pesiar di mana Michel sebagai perwiranya. Sri pun berselingkuh dengan Michel berulang-ulang tanpa sepengetahuan Charles, suaminya.

• Anti klimaks
Sri benar-benar sudah berselingkuh dengan Michel tanpa sepengetahuan suaminya, Michel. Bahkan sudah berkali-kali Sri berhubungan badan dengan Michel. Dan Sri selalu mengirimi Michel surat. Michel pun mengirimi Sri surat.
•Akhiran masalah
Tiada yang tahu akhir kisah cinta Sri dengan Michel di kapal pesiar tersebut.
C. Gaya bahasa :
Pengarang telah menampilkan gaya bahasa yang blak-blakkan kepada pembaca, ditambah lagi dengan kerunutan cerita yang pas dan terkesan santai untuk dibaca.

D. Penokohan :
Sri : keras kepala, tidak mau mendengarkan nasehat kakaknya, Sutopo; sabar, sabar dalam menghadapi masalah; tegar, dalam menghadapi hidup yang demikian ruwetnya.
Michel : penyayang, bisa menyayangi Sri dengan sepenuh hati.
Saputro : penanggung jawab, walaupun dia telah menghamili Sri di luar nikah, namun dia tetap menikahi Sri; penyayang, walaupun profesinya terbilang cukup berat, namun dia tetap menyayangi Sri apa adanya.
Charles :pemarah, suka memperlakukan Sri dengan kasar; pelit, tidak mau membelikan Sri pakaian tebal padahal cuaca di Jepang cukup dingin; egois, maunya menang sendiri dan terbukti Sri ditinggalkan berdua dengan anaknya di Saigon, Vietnam, padahal dia pergi sendirian ke India.
Sutopo : perhatian, penuh perhatian terhadap Sri, adiknya, agar Sri tidak salah langkah; suka menasehati, dia menasehati Sri untuk tidak menikah dengan Charles, tapi Sri tidak mau mendengarnya, yang ternyata perkataan Sutopo itu benar adanya.
Carl : sedikit sombong, suka memamerkan kekayaan kepada Sri calon isterinya, namun Sri dengan tegas menolaknya dengan alasan kedombongannya.

E. Setting / latar :
·         Kapal pesiar
·         Marceille, Perancis
·         Yokohama, Jepang
·         Kobe, Jepang
·         rumah paman Sri
·         Semarang
·         Salatiga
·         Jakarta
·         tempat siaran radio
·         sanggar tari peninggalan ayah Sri

F. Sudut pandang:
Orang pertama; karena dalam cerita, pengarang bertindak sebagai tokoh utama.

G. Amanat :
·         Manusia harus selalu sabar dalam menghadapi semua masalah kehidupan. Sri berusaha sabar menghadapi suaminya yang terlalu egois.
·         Harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat. Sri terlanjur menolak nasehat Sutopo, kakaknya, dan Sri harus menerima keputusan yang telah diambilnya dengan dinikahi oleh Charles yang ternyata kehidupannya begitu pahit.
·         Harus bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil. Saputro telah berhubungan badan dengan Sri sebelum Sri menikah dengan Charles, maka dari itu Saputro bersedia menikahi Sri dengan terlebih dahulu Saputro membawakan gelang emas dan cincin bermata berlian untuk Sri sebagai tanda pertunangan.
·         Ambillah keputusan dengan pertimbangan yang matang. Sri telah menolak untuk dijadikan isteri oleh Carl karena Carl menurut Sri terlalu sombong dan memiliki gaya hidup yang berbeda dengannya.
·         Selingkuh bukan merupakan sarana yang tepat untuk meluapkan rasa kerinduan yang terpendam.

3. Kelebihan & kelemahan
            Hal yang paling terasa saat membaca novel ini adalah kelebihan penulis yang begitu blak-blakkan mengungkapkan jalannya cerita. Kemudian, terdapat diksi yang terasa aneh untuk pembaca masa kini dan tata bahasa yang jarang didengar, seperti kakakku perempuan. Peresensi juga dipermudah untuk membandingkan unsur budaya Timur dengan Barat yang terasa perbedaannya, seperti hal perzinahan yang merupakan hal yang wajar bagi budaya Barat, namun tidak demikian dengan budaya Timur. Mungkin, novel ini bisa menginspirasi kaum wanita untuk tidak terjebak dalam perselingkuhan apalagi perzinahan. Dan untuk kaum pria, novel ini bisa dijadikan tempat untuk mengevaluasi diri supaya tidak membuat istri kesal.
            Peresensi belum menemukan banyak keunggulan dari novel karangan NH Dini ini, yang ada malah menemukan beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan yang saya rasakan adalah pelannya jalan cerita. Yang saya rasakan setelah baca beberapa bab dari buku ini adalah betapa banyaknya masalah yang akan kami lewati dalam hidup ini, dan yang lebih penting, betapa besar kasih sayang orang tua (terutama ibu) walaupun mereka terlihat cuek dan tidak peduli kepada anak-anaknya.Ceritanya terlalu vulgar, contohnya meraba dada perempuan. Pemakaian kalimat tidak efektif.Beberapa kata tidak baku, missal : tilpon, tilgram, napsu, pasip, kerasan, Sopir, dan Eropah.


1. Kesimpulan
            Pada sebuah kapal adalah salah satu novel Nh. Dini yang sangat menarik perhatian para pengamat sastra karena keistimewaan penggunaan sudut pandang. pengarang secara bersama sama menggunakan sudut pandang akuan sertaan tetapi berbeda tokoh yang membawakan cerita. metode yang bercerita yang baru inilah yang membuat diskusi novel ini marak.
2. Saran
            Peresensi menyadari bahwa yang telah dikerjakan ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, peresensi ingin dapat masukan yang membangun untuk kesempurnaan resensi yang akan datang sebagai timbal balik yang tepat.